Kupang,mutiaratimur.net
Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Drh. Fajar Sumping Caturasa, P.hD pada Rapat Koordinasi Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTT, Kamis (12/03) mengatakan, saat ini masyarakat peternak Indonesia khususnya yang berada di NTT tengah galau karena African Swine Fever Virus/ASF yang menyebabkan ribuan ekor babi telah mati di daratan Timor ini.
"Ini merupakan masalah besar bangsa ini yang membutuhkan kerja keras kita disertai inovasi agar kita segera terbebas dari virus ini. Saya harap para peternak dan pedagang jangan patah semangat karena pemerintah berupaya keras untuk menolong masyarakat keluar dari masalah ini," kata dia.
Menurut dia, jajaran Kementan RI selalu berinovasi dengan menggulirkan berbagai program andalan diantarnya : Sikomandan : Sapi Kerbau, Komoditi Andalan Negeri, merupakan kelanjutan dari program Upsus Siwab : upaya khusus sapi indukan wajib bunting dan Kostratani : Komando Strategi. Pertanian : yang maju, mandiri dan. moderen.
Panitia pelaksana Rakor, Kanisius Karni yang juga Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Peternakan Provinsi NTT dalam laporannya mengaku, kegiatan Rakor digelar selama dua hari. Rakor ini dimaksudkan untuk koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan antara Pemerintah Pusat, Pemprov NTT dan Pemkab/Pemkot se NTT, kata Karni.
Para peserta Rakor sebut dia, diundang para Kepala Dinas (Kadis) Peternakan yang menangani fungsi peternakan kabupaten/kota sebanyak 22 orang, para Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner kabupaten/kota sebanyak 22 orang dan para Kepala Seksi (Kasie), Koordinator Rekorder yang menangani Sikomandan kabupaten/kota sebanyak 66 orang.***
(France Tiran, SS/Kasubag Pelmas dan Hubungan Kelembagaan Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)