KUPANG,MT - Etika memang beda,
Etika benar-benar konsen dengan prinsip selagi masih ada waktu tak akan
berhenti melawan covid-19 bersama pemerintah. Ini merupakan sebuah gebrakan
kelompok masyarakat Etnis Tionghoa yang patut menjadi suri tauladan bagi
kelompok masyarakat pengusaha lain dan masyarakat umum. Mengapa tidak, karena
masalah corona virus disease adalah masalah kita semua. Gebrakan ETIKA dengan
tanggap daruratnya memberi bantuan berupa tandon cuci tangan, APD, disinfektan
dan vitamin selama 3 minggu belakangan adalah sebuah perbuatan solidaritas
kemanusian. Tak hanya sampai pada memberi bantuan ETIKA juga turun langsung ke
lapangan untuk mendukung penyemprotan disinfektan seperti yang diakukan oleh
Kodim 1604 di setiap Kelurahan Kota Kupang. Ada kegiatan yang sifatnya
edukatif pun dilakukan, seperti di program TVRI, baomong dengan warga tentang
persoalan Covid-19, dan dialog interaktif live streaming di radio.
Keseriusan dan komitmennya terus melawan
covid terlihat kembali di hari Senin (13/04), ETIKA menyerahkan menara cuci tangan
di Kapolda NTT satu unit dan Korem 161 Wira Sakti satu unit serta memberikan
bantuan APD pada rumah sakit rujukan pasien Covid-19, RSUD. SK. Lerik, RSUD Prof.
W.Z, Yohannes dan RS. Titus Uly (Bayangkara) Kota Kupang.
Ketika di Korem 161
Wira Sakti, Danrem Brigjen TNI Syaiful Rahman dengan rasa simpatik dan empatiknya
memuji kelompok Etnis Tionghoa Kupang yang dinakodai Ketua Umum, dr, Henrick
Jodjana yang langsung hadir menyerahkan bantuan bersama Ketua Panitia, Theodoru
Widodo dan Anggota David Kenenbudi dan Edy Lau mewakili pengurus dan anggota
ETIKA lainnya.
“ Siang ini saya
menerima kawan-kawan, saudara-saudara
kita dari ETIKA. Sudara-saudara kita ini berinisiati untuk bersimpatik dean
berempatik kepada situasi wabah yang terjadi oleh karena itu saya sangat bangga
dan mengapresiasi kegiatan ini. Saya tahu ETIKA sudah bergerak kira-kira
dua-minggu, atau tiga minggu yang lalu ini hari baru menyinggahi korem dan saya
juga berterimakasih ada kesempatan dan artinya kita saling membantu. Korem juga
berjalan ke mana-mana membagikan, kemudian ETIKA juga begitu ke masyarakat dan akhirnya
memberikan bantuan fasilitas kepada kita,” tutur Danrem di depan para awak
media.
Terbesit dari pernyatan
Syaiful pada peristiwa tersebut ada sesuatu nilai keteladanan yang patut
diikuti sebagai bentuk menyelamatkan
masyarakat dari ancaman penyakit virus corona. “Ini kita ambil apa, kita ambil
tauladan yang bisa menjadi contoh, yaitu kita bisa bersimpati dan berempati pada
masyarkat, dan membiasakan protokol kesehatan, membiasakan himbauan-himbauan
yang diberikan kepada masyarakat oleh pemerintah diyakinkan benar-benar
dilaksanakan. Salah satunya dengan upaya ini, masih banyak hal lain seperti pembagian
APD, penyemprotan disinfektan dan lain sebagainnya dilaksanakan. Mudah-mudahan
dengan kegiatan ini kita bisa membawa dampak perubahan, cara bertindak,
berperilaku, pola hidup bagi masyrakat supaya kita bisa mencegah virus corona
ini dari dalam diri kita sendiri. Tentunya juga kita berharap diikuti oleh
seluruh masyrakat supaya kita semua bersama-sama bertanggungjawab. Sekali lagi
terimaksih rekan-rekan ETIKA kita akan
selalu bersama-sama bersinergi membantu apa saja yang diperlukan dalam
kegiatan. Dan masih berjalan terus, jangan kuatir banyak kebutuhan
saudara-sadara kita yang memerlukan uluran tangan, “ ujar Brigjen Syaiful.
Kepada masayrakat
beliau juga mengharapkan, dengan adanya wabah tersebut tidak ada jalan lain,
kecuali ada kesadaran. Semustinya ada kepedulian
dengan lingkungan, peduli terhadap apa yang dihimbau pemerintah selalu gunakan
masker, jaga jarak, social dsitancing, pshycal distancing, jangan dekat-dekat,
jangan bersentuhan, jangan membuat kegiatan yang sifatnya kerumunan massa untuk
bersama-sama mencegah virus corona.
Rasa simpati dan empati
kepada ETIKA sampai terekspresi gugurnya
air mata sebab besarnya kepedulian pada
tenaga medis di rumah sakit juga terlihat pada kegiatan itu. Betapa tidak! dr.
Yusi. T. Kusumawardhani, DHA., Wakil Direktur Penunjang Pelayanan RSUD. Prof.
W.Z.Yohannes sewaktu menerima ETIKA dalam penyerahan APD di rumah sakit
tersebut, Senin (13/04).
“ Ya, yang pertama ETIKA sangat luar biasa, Ia berbeda betul-betul walaupun pernah memberikan bantuan tapi ETIKA termasuk di dalam paguyuban yang tahu betul yang namanya alat perlindungan diri atau APD itu selalu dibutuhkan. Ibarat makanan APD ini selalu kami butuhkan tidak ada istilah APD itu sudah memadai, tidak ada. Seperti orang makan harus makan setiap hari APD juga dipakai setiap hari, setiap saat dalam pelayanan. Sehingga di tengah kelangkaan ini berapapun sumbangan APD yang diberikan selalu turut membantu memberi kebutuhan kami akan kepentingan pelayanan. Lalu ini saya juga sangat terkejut ketika ada kelangkaan ketersediaan APD baik dari distributor dan sebagainya, tapi ETIKA memberikan sumbangan APD ini yang coverall yang bisa dicuci dan digunakan unlimited, tanpa batas. Bisa dicuci dipakai berulang-ulang. Ini betul-betul kami butuhkan. Jadi kami berharap apabila ada paguyuban lain, kelompok lain yang ingin berpartisipasi mungkin ya dengan tidak mengurangi rasa hormat boleh kontak di teman-teman ETIKA. Coverall kami sangat butuhkan, kalau semula itu hanya digunakan di ruangan isolasi sekarang menjadi bertambah. Bertambah untuk teman-teman yang melakukan sweeping di posko harus menggunakan APD lengkap termasuk coverall ini, lalu yang memotret di foto rontgen, cleening servis, yang akung sampah dan yang harus mensteriilkan ruangan harus pakai coverall. Dalam satu hari coverall itu digunakan antara dua puluh sampai dua puluh tujuh pada aktivitas kami. Berapa pun yang disumbangkan kepada kami untuk menjawabi kebutuhan akan APD. Terimaksih sekali lagi untuk teman-teman ETIKA. Anda luar biasa kepekaannya, saya sampai terharu menangis ini, karena betul-betul berbeda sekali,” ujar dr.Yusi.
Perhatian ETIKA terhadap
rumah sakit dalam situasi seperti ini, oleh dr. Yusi memandang sebagai sebuah
harapan dalam doanya terkabulkan
sehingga membuatnya terharu dan menangis. Karena APD sekarang sangat
susah diperoleh dan lagi pula jenis APD yang berkualitas diberikan ETIKA serta
dapat dicuci dipakai beberapa kali. Hal ini
ditunjang lagi dengan mesin atau alat sterilisasi yang ada di rumah sakit. “Kami
memang kesulitan dan kelangkaan APD terutama yang harus bisa direuse itu sangat
sulit hingga pas hari ini datang seperti Tuhan menjawab doa kami semua.
Moga-moga ada APD yang selalu direuse terus. Kami di sini ada sentral sterilisasi
sehingga APD yang model begini harus disterilisasi dengan tekan
suhu yang rendah atau hangat, kami punya alatnya. Jadi ini kami yakin masih
bisa sekali kami pakai. Ada dua jenis yang pertama ini yang unlimited yang warna
abu-abu merknya, kappler dan yang kedua berwarna putih bisa direuse dan 5 kali
dipakai. Sekali lagi Terimakasih ETIKA,” ucapnya.
Keluhan kelangkaan APD
ini juga tidak hanya pada rumah sakit Yohannes, tetapi juga rumah sakit
SK.Lerik dan rumah sakit Titus Uly yang pada prinsipnya sangat mengharapkan ada
donasi masyarakat untuk mendukung tenaga
medis di kota ini dalam melawan Covid-19.***(Mm).