KUPANG,T.NET – KETUA Umum Etnis Tionghoa (ETIKA)
Kupang, dr. Henrick Jodjana, Ketua
Panitia Thedorus Widodo bersama Edy Lau, David Kenenbudi anggota tim terus bersemangat
berupaya membangun kerjasama menyalurkan bantuan sosial kesehatan untuk
mencegah corona virus disease (Covid-19) di Kota Kupang. Dengan prinsip, sebagaimana diutarakan oleh
Theo Widodo,”selama masih ada waktu untuk berjuang bersama pemerintah melawan
Covid-19 ETIKA tak ada kata untuk berhenti.
Semangat ini terbukti sudah selama 3 minggu ETIKA terus menyalurkan
bantuan dan bahkan turut serta dalam kegiatan penyemprotan disinfektan di Kota
Kupang. Sungguh sebuah niat luhur kelompok masyarakat etnis tionghoa
Kupang yang merasa sebagai suatu panggilan nurani guna membebaskan masyarakat
dari bencana pandemi Corona Virus. Hari
ini Senin (13/04) ETIKA hadir menyalurkan bantuan Menara Cuci Tangan di Polda
NTT dan Korem161 Wira Sakti serta Alat Perlindungan Diri (APD) pada RSUD. SK.
Lerik, RS. Bayangkara Titus Uly dan RSUD. Prof. W.Z. Yohannes Kupang.
Ketua Umum Etika dr. Henrick Jodjana dalam
menyerahkan menara cuci tangan kepada Irjen.
Pol. Hamidin menyampaikan,”kami dari
Etnis Tionghoa Kupang, ETIKA dalam upaya
mencegah corona Virus telah menyalurkan bantuan
selama tiga minggu. Bantuan yang kami berikan berupa 30 unit menara cuci
tangan , untuk Puskesmas - Puskemas di Kota Kupang, Lima Rumah Sakit, Polresta Kupang Kota, Kodim 1604, Polda NTT, Korem 161 Wira Sakti,
tempt-tempat umum seperti, pasar tradisional dan pelabuhan.”
Selain menara cuci tangan disampaikan ada pula
pemberian bantuan lain terutama kepada rumah sakit dan pusakesmas untuk tenaga
medis sebagai garda terdepan. “Kami dari ETIKA selain bantuan
menara cuci tangan juga melakukan kegiatan lain, yaitu menyalurkan
bantuan APD ke Puskesmas dan Rumah Sakit
yang ada di Kupang. Saya kira itu saja,
kami ucapkan terimakasih, “ ucap ketua ETIKA.
Ketua pada
kesempatan ini pun menambahkan soal
menjaga kebersihan tangan untuk di lingkup institusi Kepolisian Daerah NTT yang jumlah
keanggotaan begitu banyak. “Hari ini kami ke Polda, karena kami tahu, bahwa anggota
polisi ada sekian banyak. Setiap hari pagi
datang ke Kantor kemudian terpencar ke seluruh kota untuk jalankan tugas lalu kumpul
lagi di Kantor. Karena itu jangan lupa cuci tangan, sehingga pulang rumah dalam keadaan bersih. Karena salah satu
sumber penularan virus adalah
tangan kita,” ujar dokter Henrick.
Kapolda NTT, Irjen. Pol. Hamidin yang didampingi
pejabat Polda lain memberikan respon yang sangat akomodatif dengan penuh rasa sukacita. Beliau
menyatakan, “kami sangat besyukur atas kehadiran ETIKA dan semangatnya. Kita
saat ini tidak ada klaster etnis, suku
dan agama. Kita sedang menghadapi
sekarang adalah musibah global, yaitu bencana virus corona covid-19. Seperti yang disampaikan ketua ETIKA. Mungkin beliau ini dokter yang menangani masalah tersebut. Karena
itu kita sangat menyadari, tentang penyebaran corona virus yang begitu cepat.“
Dengan mengulas secara singkat awal mulanya covid-19
dan kini menjadi ancaman bagi manusia di dunia termasuk di negara ini, Kapolda
mengatakan, “Indonesia sekarang angka penyebaran virus termasuk cukup besar,
dan untuk NTT, kita jangan lihat kuantitasnya, baru satu
orang terdata yang terpapar. Dia sekarang
sudah diinstalator. Kita tidak tahu orang yang terpapar sebelumnya berhubungan
dengan siapa. Yang saya kuatirkan orang kita yang diinstalator ini telah
berhubungan dengan polisi. Karena
sebagai putera daerah di sini tentu punya banyak
teman-temannya. Dia berasal dari Alor, siapa tahu putra daerah di sini
dari Alor ada yang jadi polisi, dan dia pernah berkumpul dengan temannya yang polisi. Maka
orang ini yang sedang kita pelajari kepada siapa saja dia pernah berhubungan,
dan untuk internal Polri juga kita sedang pelajari. Jadi betapa berbahayanya
penyakit ini bapak ibu sekalian untuk kita hati-hati dan hindari. “
Dalam penyampaianya lebih lanjut, Kapolda menggambarkan
langkah kerja dalam komunitas kepolisian dalam upaya semacam edukasi baik secara internal maupun kepada masyarakat
Kota Kupang dan Kabupaten lainnya di NTT.
Menurut beliau Kepoisian telah melaksanakan sosialisasi secara
menyeluruh kepada semua masyarakat tanpa kecuali.
“Upaya mencegah Covid-19 kita lakukan secara masif, bahkan saya sendiri juga turun tangan. Kita sosialisasikan
protokol pencegahan Covid-19 ini, seperti yang disampaikan pak ketua adalah
bersih-bersih diri. Banyak orang yang tidak
menyadari, misalnya di tempat umum, beberapa orang tidak menyadari seperti
pegang mich tanpa bungkus. Ini yang protokol yang sering dilupakan, mau bilang
paranoid silahkan. Tapi ini berbahaya. Ada
orang sesudah pidato lalu serahkan mich ke orang lain itu juga bahaya. Apalagi orang yang berpidato ada pancaran air liur gampang melekat pada mich. Ini perlu kita perhatikan,”
kata beliau.
Pada kesempatan ini, Kapolda lebih tegas lagi
menyatakan sikapnya terhadap penegasan pemerintah dalam hal pemakaian masker di lingkup kepolisiaan dan maklumat
kepolisiaan serta pemberian sanksi bagi
yang melanggar. Di lingkup kepolisian
Ungkapnya, “Saya sudah perintahkan mulai tanggal yang ditentukan pakai masker semua wajib
pakai masker. Yang tidak pakai masker kita perintahkan, propam untuk periksa
kenapa dia melawan perintah pimpinan.“
Sedangkan
soal maklumat, disampaikannya bahwa ada
protokol maklumat Kapolri, banyak mempertentangkan, dengan melihat maklumat Kapolri sebatas untuk Polri saja, padahal tidak
seperti itu. Maklumat Kapolri dibuat
berlaku untuk semua masyarakat , sebab itu merupakan pengejawantahan dari perintah Presiden agar masyarakat sehat.
Kapolda juga mengemukakan, ada masyarakat yang menganggap perintah Kalpori
hanya untuk polri saja itu terdapat ada
satu kabupaten yang mengatakan, tidak ada komando-komanda seperti itu dibawa ke Kabupatennya. Menurut Kapolda,
yang seperti itu, “saya tangkap, saya periksa disini, satu kali 24 jam dan saya biarkan sampai menyadari diri akan
hal tersebut.”
Beliau juga menggambarkan soal sanksi hukumnya, “kami
bisa melakukan tindakan dalam KUHP pasal 212-218. Bahkan pasal 214 apabila
melanggar perintah bubar misalnya, lebih
dari 4 orang maka kami bisa gunakan dengan
ancaman di atas 5 tahun, dan di atas 7 tahun kami bisa tahan.”
Mengkahiri penyampaiannya Kapolda
NTT mengucapkan terimakasaih kepada ETIKA dan juga anggota polisi di level
paling bawah yang sudah dengan kesadaran diri melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat untuk selalu berjaga
jarak, membubarkan diri dari kerumunan dan berupaya dengan kemampuan yang ada
memberitahu akan bahaya corona virus. Kegiatan edukasi untuk pencegahan yang
dilakukan polisi dua hari terakhir
melalui sosialisasi tercatat 439 kali dan jika ditotalkan sejak
diumumkan Presiden sudah dilaksanakan 3000
kali. ***