KUPANG,MT.NET- JELAMU A. Marius Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Provinsi NTT dalam siaran pers humas dan protokol NTT Kamis (07/05) malam ini, mengatakan penularan Virus Corona itu terjadi hanya karena kontak fisik, atau hubungan interaksi sosial seperti kerumunan.
Virus itu terinfeksi hanya antara pertemuan manusia dengan manusia. Virus itu bisa putus penularannya apabila semua kita di rumah saja. Marius menjelaskan dengan mereferensi pada pendapat para ahli, problem tersebut akan semakin cendrung meningkat.
Seorang ahli epidemiology Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam hasil penelitiannya menemukan, covid-19 kurva penyebaran covid-19 sampai akhir bulan Mei bukan mendatar atau menurun, malah semakin bergerak naik atau cendrung meningkat.
Pendapat ahli tersebut dibenarkan oleh profesor Amir (Amir Soebandio, red) Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman melalui teleconference yang menegaskan kurva penularan virus corona akan terjadi semakin bertambah naik melalui relasi interaksi sosial, kontak atau sentuhan fisik.
Kerena itu guna menghentikan pergerakan kesinambungan penularan virus tersebut hanya taat pada protokol WHO. Jauhi relasi sosial tetap tinggal dirumah saja. Jangan menciptakan kerumunan yang besar dan hindari arus lalulintas yang dapat terjalinnya kontak sosial. Karena virus corona menular meloncat dari satu manusia ke manusia lain.
Marius membeberkan contoh negara yang sukses memutuskan mata rantai virus corona seperti, Australia, New Zeland, Taiwan dan German.
Dikritiknya, di NTT kelihatan masyarakat masih ramai di jalan, berkumpul atau kerumun setiap tempat. Kota Kupang terlihat masyarakat setiap hari semakin ramai saja, banyak jalan-jalan.
Kota Kupang jumlah penduduknya lebih dari 500 ribu dan ini sangat rentan untuk daratan timor. Berpeluang penyebaran virus tersebut semakin tinggi apabila masyarakat tidak tinggal di rumah saja, memaatuhi protokol kesehatan yang berulangkali disampaikan.
Juru bicara Covid -19 Provinsi NTT ini juga menyampaikan, untuk daerah kabupaten-kabuaten yang kota-kotanya juga masih ramai, arus lalu lintas masyarakatnya akan diminta agar para bupati, bersama TNI Polri di wilayahnya masing-masing untuk mengontrol, meminimalisir atau menertibkan supaya kembali tinggal rumah saja. Atau bahkan membatasi, menyempitkan ruang gerak keluar masuk masyarakat sampai di desa-desa. Tujuannya hanya untuk saling bekerjasama menghentikan dan memutuskan penyebaran Covid-19.***