"Kedatang kami di sini dengan tujuan pertama kami mau menemui keturunan keluarga Don Gaspar Dacosta de Ornay. Seorang Panglima Perang yang dikenal dengan Portugis hitam saat melawan Belanda tahun 1789. Peristiwa ini (dikenal dengan perang Penfui- red) yang telah merubah sejarah Pulau Timor dan NTT pada umumnnya. Dalam bebergai literatur tentang sejarah kuburan Don da Costa tertulis betada di daerah Nasipanaf dan terjaga dengan baik. Ketika kami cross cek dengan beberapa pewaris kerajaan di Kota Kupang dan Noemuti ternyata ada kesamaan keterangan dalam buku tulisan Andreson seorang dosen sejarah Undana. Kita cross cek keluarga da costa di Noemoti dan Dili soal keluarga da Costa di sini ternyata informasi itu benar adanya, kuburan itu masih ada," tutur Linus.
Beliau melanjutkan, "lalu yang kedua kami juga dari pemerintahan Provinsi, Badan Perbatasan, selama ini kita mencermati dari berbagai informasi partisipasi masyarakat Nasipanaf secara sukarela berbagai infrastruktur yang tengah diperbaiki ini. Kami memberi apresiasi dan juga rekaman cerita tadi adalah bagian yang tak terpisahkan dari fasilitasi Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten Kupang dan Kota Kupang yang sedang berproses. Pertanyaannya, kapan Nasipanaf ini bisa clear? Kita menunggu momentum yang tepat, waktu yang tepat. SEMUANYA INDAH PADA WAKTUNYA. Sehingga masalah ini bisa clear," tukasnya dengan mengutip Kitab Suci Pengkotbah pasal (3) ayat (11).
Rencana Pemerintah Terhadap Kuburan Panglima Gaspar da Costa
Menurut Linus Lusi, Pemerintah Provinsi NTT akan mengadakan rapat terpadu lalu ada tindakan akademisnya. Tindakan akademis itu yang kita akan kedepankan. Sehingga cerita kebesaran panglima dulu benar-benar bisa menggugah daya juang generasi muda sekarang. Dan menjelang Hari Pahlawan yang akan datang kita akan koordinasi dengan dinas terkait, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan nanti sama-sama membuat pemetaan. Supaya menjadi lawatan sejarah yang hidup bagi keluarga da Costa di Noemuti maupun masyarakat NTT pada umumnya mengetahui kekinian perjuangan itu sebagai warisan budaya.
Terkaitan dengan masalah kubur ini para pihak yang berkepentingan perlu terlibat, seperti AURI, Keluarga da Costa dan Keluarga Nifu penjaga kubur.
Linus Lusi, menjelaskan lebih lanjut, "hari Senin (03/08/2020,-red) kita akan bersurat. koordinasikan dengan Danlanud, penjaga kubur keluarga Nifu dan pewaris keturunan keluarga da Costa, biar kita sama sama pergi melihat lalu kita melaporkan dan melakukan kajian sesuai mekanisme tindakan seorang pejuang pahlawan yang perlu kita hargai."
Sikap dan Kesan Warga atas Kunjungan
Kehadiran Kepala Kepala Badan Perbatasan NTT, Linus Lusi pada sore hari itu dengan penyampaian maksud dan tujuan kedatangannya oleh beberapa warga Nasipanaf ketika media ini meminta tanggapannya mereka umumnya mengucapkan Terimakasih atas kedatangannya.
Tetapi mereka juga terkesan belum yakin akan terealisasi, karena hal seperti ini sudah berulangkali diucapkan pemerintah ketika datang ke tempat ini. Warga yang enggan namanya ditulis pada berita ini, berpendapat, bahwa mereka sekarang menunggu bukti bukan janji.
Material Kurang Perbaikan Jalan Terhenti
Antusias warga Nasipanaf begitu luar biasa, tua muda, laki-laki perempuan ramai-ramai turun ke jalan untuk memperbaiki jalan
harus terhenti lantaran warga kehabisan bahan dan material untuk memperbaiki jalan tersebut.
Koordinator lapangan, Hasan Mansyur, mengungkapkan pekerjaan warga masyarakat Nasipanaf hari ini harus terhenti karena kehabisan bahan dan material.
“Kami sudah menjalankan proposal-proposal ke sejumlah donatur yang dapat membantu kami warga Nasipanaf menyelesaikan perbaikan jalan ini, tapi belum semuanya bisa terkumpulkan,” ungkap Hasan.
Ia berharap para donatur ataupun pihak-pihak yang punya kerelaan hati bisa membantu warga masyarakat sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan perbaikan jalan.***(mm)