MT.net- MiChat adalah aplikasi di dunia online yang sudah familiar dengan para pengguna android atau akses internet lainnya di ruang kekinian. Aplikasi ini tentunya amat baik adanya, namun sering disalahgunakan oleh individu ataupun kalangan kelompok tertentu.
Metropolitan.id pernah melansir bagaimana aplikasi pesan gratis yang memungkinkan user menemukan teman baru di sekitar lokasi pengguna ini, rupanya kerap disalahgunakan untuk membuka jasa prostitusi.
Seperti yang dilakukan puluhan remaja ABG Ibukota. Kasus ini terkuak setelah Polsek Koja, Jakarta Utara mengamankan 82 remaja di sebuah hotel di kawasan Tugu Utara, Kecamatan Koja, pada Rabu (17/3) kemarin. Mereka diduga terlibat dalam kasus prostitusi online.
Kanit Reskrim Polsek Koja AKP Wahyudi mengatakan, dari 82 rekamaja itu, 42 orang di antaranya diduga sebagai pekerja seks komersial (PSK). Mereka menjajakan diri kepada pria hidung belang melalui sebuah aplikasi.
Kasus ini terbongkar usai polisi mendapat laporan warga. Bahwa dikabarkan kerap terjadi aktivitas prostitusi disebuah hotel. Kegiatan ini dianggap telah meresahkan warga setempat, lansir metropolitan.id
“Akhirnya kita lidik, kemarin sore kita lakukan operasi ke situ dipimpin Pak Kapolsek mengamankan 82 orang terdiri dari 37 laki-laki, dan 45 perempuan,” kata Wahyudi saat dihubungi, Kamis (18/3).
Dari operasi ini, polisi juga mengamankan 22 dus kondom. 82 remaja ini kemudian menjalani pemeriksaan di Polsek Koja. Selanjutnya mereka akan dikirim ke Dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan mental.
“42 yang diduga sebagai PSK. Nah kalau laki-lakinya sendiri sejauh ini diduga pelanggannya,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, 42 PSK menjajakan layanan esek-esek seorang diri. Mereka tidak memakai jasa muncikari untuk mencari pelanggan. Mereka biasa memasang iklan melalui sebuah aplikasi.
“Kalau pake mami (muncikari, Red) mereka harus bayar Rp 100 ribu, sementara harga yang mereka tawarkan hanya Rp 300 ribu. makanya dia sendiri saja lewat aplikasi MiChat, kemudian berbalas pesan, siapa yang datang akan dilayani,” jelas Wahyudi.
Sumber: metropolitan.id