Mutiaratimur.com,Kupang- Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, Dr. Harun Y Natonis, S.Pd, M.Si., saking simpatik dengan semangat Gabriel Ndawa di Usia yang terbilang tak muda lagi, 65 tahun mampu menyelesaikan pendidikan S3 atau Doktor, maka beliau sebut Gabriel adalah Pembelajar sejati dan Motivator dunia ilmu pengetahuan.Rektor menilai seorangnya pembelajar sejati dan motivator itu tak kenal kata selesai untuk belajar.
Demikian Rektor IAKN Kupang ketika ditemui media ini pada hari Selasa, (24/8/2021) di ruang rektorat.
"Sebagai rektor di perguruan IAKN Kupang dan bersama penguji kami kagum terhadap pak Gabriel Ndawa. Sebab di usia tidak terbilang muda, 65 tahun meraih gelar doktor. Sebuah prestasi besar. Ini menunjukkan beliau adalah seorang pembelajar. seorang pembelaja itu tidak kenal batas usia dan batas waktu." ungkapnya.
Orang nomor satu di Institut ini pun menilai beliau sebagai motivator atau pemberi contoh dalam dunia pendidikan.
"Saya lihat beliau pemberi contoh yang bagus. Kalau dilihat dalam usia seperti ini dan dikaitkan dengan karir sebelum sebenar kita lihat mau buat apalagi dengan ambil kuliah lebih tinggi. Dari daftar profile atau riwayatnya beliau kita hampir semua posisi atau jabatan telah diduduki. Lalu tiba-tiba di puncak karirnya beliau memilih untuk studi. Saya tadi duduk berpikir ada apa ini sampai beliau mau studi. Ternyata saya temukan dengan adanya studi membuat kita semakin mau belajar dan tentu membantu terbebas dari rasa stress. Saya kira ini membuat beliau umur panjang karena akan disibukan dengan baca dan tulis yang tak diganggu dengan pikiran yang terbebani. Beliau kalau mau dilihat mau buat apa lagi, ada keluarga, isteri dan anak. Ada gaji pensiunan sudah cukup, mau ada apalagi. Jadi dengan ilmu yang tinggi ini membuat nya kuat, sehat dan umur panjang, karena aktivitasnya terus terpacu dan hidup, " ujar sang rektor.
Dr.Gab Ndawa juga dilihat sebagai orang yang memiliki semangat untuk semakin dekat dan menemukan Tuhan terbukti dari Disertasinya.
"Dari disertasi beliau bukan orang seminari, tapi dimasa tuanya belajar tentang menemukan Tuhan, di bidang ilmu teologi. Belajar menemukan Tuhan bagaimana mengasih umat manusia. Bagaimana Tuhan mengajarkan mencintai, mengasihi sesama. Hal itu terlihat sekali dalam disertasinya. Mengasihi sesama yang miskin, melarat yang perlu disokong keluar dari masalah kemiskinan. Bagi beliau, Gab Ndawa distuasi inilah peran Gereja adalah bagian penting dari pemberantasan kemiskinan,"urai Dr. Harun dengan ekspresi yang penuh semangat.
Kajian disertasi doktornya, benar-benar menjadi kontribusi bagi pihak gereja katolik (uskup dan pastor-red) harus lebih berperan dan kreatif dalam membawa umatnya keluar dari perbudakan kemiskinan ekonomis. Karena keselamatan itu oleh telaah beliau dari kitab suci dan ajaran sosial gereja adalah jiwa dan raga, rohani dan jasmani.
Menurut rektor sekaligus tim penguji untuk promovendus Gabriel Ndawa, bahwa pandangan miskin menurut ajaran itu harus ditempatkan dalam konteks mana dulu. sehingga umat jangan terlena dengan, miskin dan jadi slogan masuk surga. Ini sebuah tugas berat untuk mengarahkan umat dalam upaya keluar dari masalah kemiskinan sekarang.
"Tetapi dari sisi lain kita lihat dari disertasi dan kenyataan riil ada tantangan soal pemberantasan kemiskinan. Seperti tadi dari ujian kita tanya penyebab kemiskinan di NTT atau di umat basis lokus kajian dari disertasi itu akar kemiskinan adalah budaya. Bukan saja karena ajaran sosial gereja. Kita tadi singgung soal ayat-ayat kitab suci sebut tokoh- tokoh pada kesalehan hidup, sebenarnya kita bisa mengacu pada tokoh gereja yang ada dalam kesalehan hidup membimbing dan mengarahkan umat terlepas dari kemiskinan. Kesalehan hidup itu menjadi contoh dan tanda menolong umat untuk keselamatan mulai dari dunia ini,"tandas beliau.
Rektor ini sekali lagi menegaskan dan mengharapkan,"tokoh-tokoh umat harus mampu membawa umat dengan menafsir secara lebih baik dan kontekstual terhadap kebutuhan umat yang realistik, tidak terbawa dalam kungkungan pengertian yang lurus dari kitab suci seperti berbahagialah yang miskin karena akan memperoleh keselamatan atau surga. Bagaimana kalau miskin dan bertindak tak sesuai ajaran kitab suci, apakah akan benar memperoleh keselamatan. Ini yang menjadi tantangan tersendiri. Karena itu kepada Dr. Gab Ndawa diharapkan melalui disertasinya akan berusaha bersama gereja atau paroki mengimplementasikan kegiatan yang dapat membantu umat dari kekangan kemiskinan, terutama umat paroki st. Yoseph Pekerja Penfui yang menjadi riset disertasinya."
Rekto IAKN Kupang juga menitipkan pernyataan, "pak Gabriel Ndawa dalam usia tertua di lembaga ini meraih gelar doktor sebagai motivasi bagi para dosen, mahasiswa, staf di lingkup institusi pendidikan ini dan bagi generasi tingkat SMA lainnya supaya tak jenuh untuk belajar. Karena belajar tak kenal batas dan waktu."
Rektor juga informasikan, bahwa ujian promosi program doktor diIAKN Kupang tahun ini adalah angkata ke empat dengan jumlah promovendus program doktor 13 orang.
Senada dengan Rektor, sebelumnya di ruang ujian terbuka, Tim penguji lain memberi apresiasi terhadap semangat Gabriael Ndawa yang mampu memperoleh pendidikan sekelas doktor di usia 65 tahun satu-satunya usia seperti ini di NTT.
" Bapak Gab ini saya kenal baik, karena dulu saya kuliah kos di samping rumah beliau. Beliau memang orang yang sangat punya perhatian pada ilmu pengtahuan. Tak heran sampai usia ini mampu menyelesaikan pendidikan tertinggi. Hal yang luar biasa untuk Pak Gab Ndawa." ungkap Dr. Zainur Wulla, S.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang sambil meminta penegasan masalah kemiskinan di NTT. Kemiskinan menurut Promovendus Gabriel akarnya adalah Budaya.
Apresiasi yang lain pun disampaikan oleh penguji Dr. Fred Djara Wellem,
"Usia 65 tahun dengan gelar akademik seperti ini baru satu satunya di NTT, mungkin juga di Indonesia," kata Doktor penguji itu sambil memberi referensi ada yang usi 63 tahun bergelar doktor pada salah satu universitas di Pulau Jawa.
Lebih lanjut penguji yang ada mengungkapkan, "Pak Gabriel dalam usia tua menjadi kebanggaan bagi keluarga, ibu dan anak-anak bahkan cucu. Peristiwa ini akan memacuh anak cucu untuk mencari ilmu setinggi-tinggi," demikian P. Gregor Neonbasu, SVD, PhD selaku moderator pada ujian terbuka promosi doktor di IAKN Kupang.*(bungmarmin)