Mutiaratimur.com,Kupang,- Arief Mahmud terhitung belum seumur jagung dipercayakan dari Kementerian Lingkuangan Hidup dan Kehutanan RI (LHK) untuk menahkodai Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT), tapi rasanya sangat berkesan ketika sepintas bertatap muka dengan beliau pada Jumat (10/9) sore di ruangan kerjanya.
Didampingi Hutomo, Kepala BBKSDA NTT berbincang-bincang ringan dengan saya bersama ke dua teman lain. Dalam suasana yang akrab dan bermakna kami terbawa pada topik diskusi seputar potensi alam NTT yang perlu banyak sentuhan untuk dilestarikan dan dijaga secara ketat dan teratur sehingga potensi sumber daya alamnya akan awet sepajang sejarah hidup manusia dan alam semesta ini. Ada satu dua contoh potensi kekayaan alam, seperti di Pulau Timor yaitu alam Pegunungan Mutis yang indah dan sangat asri tak kalah dengan alam Eropa.
"Pegunungan mutis itu unik dengan panorama alam dan sajian pepohonan dan tetumbuhan yang terlihat memberi kesan seperti ada sentuhan tangan manusia. Kenyataannya tidak. Itu alamiah dari dahulu kala. Panorama keindahan itu bila di foto dan bagi yang belum tahu menyangka di Eropa," ungkap Arief Kepala BBKSDA itu.
Arief Mahmud tak hanya berbicara pada kekagumannya pada alam Pegunungan Mutis. Ada juga soal hewani yang ada di Timor pada pegunungan Mutis dan bahkan Timau serta Fatuleu yang merupakan jenis endemik, seperti burung nuri atau kakatua yang bermata merah dan biru, kuskus seperti sebangsa kanguru di Australia serta berbagai jenis lainnya.
"Jenis burung dan hewan yang khas ini akan selalu dan tetap menjadi perhatian kita. BBKSDA NTT akan terus memberikan perhatian serius agar habitatnya tak rusak akibat berbagai tindakan yang mengacam eksestensi hewani yang ada," urainya lebih lanjut.
BBKSDA NTT juga akan bekerja keras dengan kegiatan program konservasi satwa dan tumbuhan pada area konservasi hutan lainnya seperti di Flores pada daerah Riung Ngada, Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat khusus species komodo.
Di Riung dan Manggarai Timur dan Manggarai itu ada jenis komodo tapi lebih kecil dibandingkan dengan Manggarai Barat. Di Riung dikenal dengan Bou, komodo dengan warna yang lebih terang.
Arief juga menuturkan bahwa BKSDA dalam mengembangkan programnya dalam waktu dekat ini akan menarik kembali kura-kura kepala ular yang satu satunya ada di perairan NTT yaitu Pulau Rote.
Kura-kura tersebut sementara ini masih berada di Singapura, dan pihaknya telah berupaya mengambil kembali dan memulangkan pada habitanya semula, di Rote Ndao.
"Dalam waktu dekat (th2021) ini kita akan melaksanakan program pengembalian (repatriasi) jenis satwa amphibi yang unik yaitu Kura Kura Leher Ular Rote (Chelonia mccoordi) ke habitatnya yang hanya terdapat di danau yang ada di Pulau Rote NTT. Pihak Singapura telah bersedia mengembalikan atas upaya Direktoral Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) Kementerian LHK untuk mengambil kembali satwa tersebut," info beliau.
Dalam rangka Program konservasi ini bisa semakin dipahami masyarakat dan masyarakat bisa berpartsipasi menjaga dan melestarikan potensi alam NTT, pihak BBKSDA akan melakukan kampanye kesadaran publik melalui media massa dan sebagainya.
"Dalam rangka konservasi terhadap kekayaan hayati, satwa yang ada di NTT kita akan membangun kesadaran warga melalui pemberitaan media. Saya berharap teman-teman media bisa membantu rencana kita ini. Nanti setiap bulan kita ada giat bersama teman- teman media, "tawar kepala BBKSDA itu.*(bungmarmin/mt)