Mutiaratimur.net,Kupang,- Warga masyarakat Lambo, Mbay Kabupaten Nagekeo menerima pembangunan bendungan, setelah melalui proses kesepakatan ganti untung RP. 230 Milyard (M) dengan pihak Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indinesia (PUPR RI).
Demikianlah, Ir. Agus Sosiawan, ME, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kemeterian PUPR RI dalam keterangannya kepada tim media di ruang kerjanya jalan Fran Seda bilangan Bundaran PU Kupang pada hari ini Jumat, (17/12/21).
''Bendungan Lambo, Mbay di Kabupaten Nagekeo tetap dibangun karena sudah melalui kesepakatan bersama. Walaupun pada awalnya ada warga yang tidak setuju, namun kemudian setuju setelah ada pendekatan persuasif dan kontinyu oleh pihak terkait dan hasilnya Masyarakat lambo akhirnya sepakat agar dibangun bendungan," ungkap beliau.
Kesepakatan pembangunan bendungan terjadi ketika melalui pendekatan yang dilakukan pihak balai sungai, pemerintah dengan tokoh masyarakat dan masyarakat dari desa-desa sekitar kawasan Lambo. Dengan kompensasi ganti untung dalam bentuk rupiah yang diberikan langsung ke setiap masyarakat atau kelompok masyarakat atas lahan tinggal, lahan produktif, lahan sarana umum, dan lahan suku atau ulayat.
"Lahan atau tanah di desa-desa kawasan lambo yang dibangun bendungan itu ada kompensasinya dalam bentuk uang yang terakumulasi seluruhnya sekitar Rp.230 Milyar. Uang ini diberikan ke setiap keluarga, ada yang sampai 1Milyar bahkan 2 Milyar lebih. Ini hitungannya terhadap aset rumah, tanah dan tanaman yang ada dilahan baik pertanian ataupun kehutanan. Semuannya dihitung dalam nilai rupiah sesuai kemauan penduduk di sana. Karena mereka lebih memilih ganti untung berupa uang ketimbang lahan dan bangunan jadi lainnya," jelas Kepala Balai.
Menurut Agus Sosiawan, kompensasi ini telah di buat dalam bentuk berita acara kesepakatan dan berita acara transaksi, pembayaran yang pada hari ini, Jumat (17/12/21) staf PPK dan keuangan di Mbay untuk diselesaikan. Sehingga pembangunan Pembangunan bisa berjalan dan sekarang juga dalam pengerjaan.
"Sekarang penduduk tidak mempermasalahkan lagi karena sudah deal jadi pembangunan bendungan ini dilaksanakan. Penduduk sebagai pemilik atau hak atas tanah mendukung atas pembangunan bendungan tersebut," jelas beliau.
Kepala Balai Wilaya Sungai Nusa Tenggara II ini pun menambahkan, bahwa bendungan ini dibangun maka kedepan akan bermanfaat bagi warga penduduk di situ juga.
"Adanya bendung bisa menjadi tempat pariwisata dan tentu berdampak secara ekonomis bagi wilayah tersebut. Perputaran pasar ekonomi rakyat akan semakin dirasakan karena bendungan itu menghadirkan wisatawan yang selaludatang ke bendungan. Adanya bendungan pun kebutuhan akan air untuk warga masyarakat, pertanian, peternakan, industri dan lainnya di daerah Mbay dan sekitarnya tersedia," kata Kabalai Wilayah Sungai Nusra II.
Karena itu Agus Sosiawan, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II yang meliputi Wilayah Sungai Flores, Wilayah Sungai Noelmina dan Benanain ini mengahiri keterangannya dan menaruh harapan, agar masyarakat Lambo, Mbay Nagekeo tidak lagi termakan oleh provokasi pihak lain. Masyarakat sebaiknya selalu berpartisipasi memberi dukungan morilnya agar di tahun 2024 bendungan ini selesai dibangun dan dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai kebutuhannya. *(mt/msf)