Foto: Isidorus Lilijawa narasumber 1 dalam giat literasi |
Kupang, mutiara-timur.com // SELAMA dua hari, Sabtu (21 Januari 2022) dan Senin (23 Januari 2022) bertempat di SDK St. Maria Assumpta, Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) NTT menggelorakan api literasi di sekolah itu dalam kegiatan Safari Literasi Sekolah dan Workshop Literasi Kelas Awal bagi para guru SD di sekolah tersebut. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 35 orang yang berasal dari guru kelas 1 sampai kelas 6 SD, para pegawai dan pustakawan.
Sebagai narasumber dari FTBM adalah Polikarpus Do selaku Ketua FTBM NTT, Isidorus Lilijawa (Kabid Kemitraan dan Hubungan Internasional FTBM NTT), Robertus Fahik (Kabid Informasi dan Komunikasi FTBM NTT), demikian sebagaimana rilis yang diterima media ini, Selasa (24/1/2023).
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala SDK
St. Maria Assumpta, Suster Elisabeth Genewati, CIJ. Dalam sambutannya, Suster
Kepala Sekolah menyampaikan terima kasih atas kepedulian dan kehadiran FTBM NTT
dalam membangun Gerakan literasi sekolah di SDK St. Maria Assumpta. Menurut
Suster Petri, demikian biasa disapa, selama ini mereka memiliki kerinduan kuat
untuk bisa bertemu dan berkolaborasi dengan pihak-pihak yang peduli literasi
guna memajukan literasi di SD Assumpta.
“Saya senang sekali bisa bertemu dan berdiskusi dengan FTBM NTT. Kami selama ini selalu berdoa semoga Tuhan bisa mempertemukan kami dengan orang-orang yang bisa membantu menggelorakan semangat literasi di sekolah kami. Puji Tuhan! FTBM NTT datang dan mau membangun kolaborasi menggerakan literasi sekolah bersama kami. Ini adalah jawaban atas doa-doa kami,” ungkap Kepala Sekolah.
Suster Petri menaruh harapan pada peserta worshop untuk fokus pada materi sebagai ilmu dan penambahan wawasan baru dalam hal lieterasi di sekolah tersebut. Suster Kepala Sekolah ini mengatakan, saya berharap para peserta dapat mengikuti workshop ini dengan baik dan menimba ilmu serta wawasan baru bagi pembelajaran literasi di sekolah bersama peserta didik."
Mewakili FTBM NTT, Isidorus Lilijawa
dalam sapaan awal menyampaikan apresiasi kepada pihak SDK St. Maria Assumpta
yang merespons secara cepat proposal Safari Literasi Sekolah yang diajukkan
FTBM NTT. “SDK St. Maria Assumpta adalah sekolah pertama di tahun 2023 ini yang
melaksanakan workshop literasi kelas awal bersama FTBM NTT. Ini patut kami
apresiasi. Kultur literasi di sekolah ini sudah terbangun. FTBM NTT selama 2
hari bersama para peserta membangun kesepahaman untuk memperkuat yang sudah ada
dan memberi bobot dalam pengajaran berbasis literasi dengan metode dan
pendekatan baru.”
Kabid Kemitraan dan Hubungan
Internasional ini menambahkan, workshop literasi kelas awal tidak berhenti
setelah kegiatan selama 2 hari. “FTBM NTT akan melakukan pendampingan penguatan
literasi dan mengevaluasi setelah 3 bulan berjalan, apakah workshop ini berdampak
atau tidak bagi peserta didik.”
Foto: Polikarpus Do narasumber 2 dalam giat literasi
Polikarpus Do, Ketua FTBM NTT selaku
trainer utama dalam workshop ini membakar semangat para peserta dengan berbagai
materi dan simulasi yang disampaikan. “Workshop ini tentu bukan seperti seminar
biasa. Ini adalah pelatihan yang memberi ruang lebih banyak bagi simulasi
metode pembelajaran literasi. Para peserta tidak hanya mendengar materi tetapi
mereka akan langsung melakukan praktik mengajar di hadapan forum.”
Sebagai trainer, Polikarpus
menjelaskan ada beberapa materi penting yang menjadi substansi dalam workshop
ini yakni 9 komponen literasi awal (kesadaran pracetak, fonologi, pengetahuan
alfabet, fonik, pemahaman, kosakata, berbicara, tata Bahasa, menulis);
assessment diagnosis non kognitif; pembuatan sudut baca kelas dan area baca
siswa; penyusunan rencana tindak lanjut literasi sekolah.
Polikarpus yang juga Ketua TBM
Bintang Flobamora ini yakin bahwa para peserta akan mendapatkan metode-metode
baru dalam workshop ini. “Saya melihat peserta ini kebanyakan guru-guru muda.
Tentu ini menjadi momen untuk men-charge wawasan pengajaran berbasis literasi
sehingga mendukung kultur dan iklim literasi yang sudah mulai terbangun di SDK
St. Maria Assumpta.”
Sementara itu, Robertus Fahik meminta
para peserta agar memperhatikan sentuhan psikologis dalam proses pembelajaran
di sekolah. Menurutnya, gerakan literasi itu tidak terbatas hanya urusan baca
tulis saja. Tetapi aspek psikologis berperan penting. Para guru mesti melihat
anak didik tidak melulu hanya dari kacamata seorang guru. Namun, lihatlah juga
peserta didik dari kacamata mereka. Asahlah otak mereka dan sentuhlah hati
mereka.”Foto: Robertus Fahik narasumber 3 dalam giat literasi
Andre Perawin, salah seorang peserta
workshop merasa senang bisa mendapatkan kesempatan ini. “Saya mendapatkan
banyak wawasan baru, metode-metode baru dalam berliterasi di kelas awal bersama
peserta didik. Terima kasih untuk Suster Kepala Sekolah atas kesempatan ini dan
kepada tim FTBM NTT yang sudah hadir memberikan banyak wawasan baru kepada saya
dan teman-teman,"ujarnya saat memberikan kesan akan kegiatan ini. *()