Kupang, mutiara-timur.com// PAGUYUBAN Gereja Tua Sikka Kupang atau disingkat dengan GTS merupakan salah satu kelompok arisan masyarakat Maumere Kabupaten Sikka yang ada di Kota Kupang. Paguyuban Gereja Tua Sika ini anggotanya berasal dari warga masyarakat yang berasal dari paroki Santo Ignasius Loyola Sikka yang terdiri dari dua desa Desa Sikka dan Desa Du di Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Flores.
Paguyuban GTS memiliki kegiatan arisan dan sosial lainnya dan ini boleh dibilang baru, karena umurnya kurang lebih baru 1 tahun, sebab arisan ini pengukuhannya pada tanggal 27 Januari 2022 di rumah bapak Ignatius Conterius salah satu penasihat dari keluarga arisan Gereja Tua Sikka Kupang.
Di tahun 2023 tepatnya hari Sabtu, tanggal 7 Januari Paguyuban Gereja Tua Sikka merayakan Natal dan tahun baru (Nataru) bersama dengan kehadiran selain keluarga dari paroki Sikka, juga Ketua Umum, Wakil Ketua dan Sekretaris Umum Kerukunan Keluarga Besar Maumere (KKBM) Kota Kupang, para sesepuh KKBM, para ketua-ketua kelompok arisan Maumere Kabupaten Sikka di Kota Kupang serta tamu undangan kerabat handai taulan.
Acara Natal bersama ini dimulai dengan misa yang dipimpin langsung oleh pastor Pembina Rohani paguyuban GTS, RD Valen Boy dan didampingi oleh dua frater.
Romo Valens dalam khotbahnya mengangkat kelahiran Yesus di Betlehem sebagai sebuah peristiwa inkarnasi Allah menjadi manusia. Inkarnasi Allah menjadi manusia ditekankannya dalam hal penyatuan Allah ke dalam manusia dengan pola budaya sosial yang nyata di dunia. Kelahiran Yesus disampaikan Romo menjadi manusia biasa di Betlehem dalam situasi kesederhanaan diri yang memberi arti bahwa di situlah kedekatan Allah dengan semua manusia. Allah ingin bersatu, Allah ingin dekat, Allah ingin mengalami dan merasakan hari-hari hidup sebagai manusia dalam segala hal. Singkatnya, Inkarnasi Allah menyatu dengan budaya manusia.
Romo Valens pun mengatakan bahwa dalam konteks inilah semua kita yang hadir lahir dan hidup dalam budaya, sebagaimana dari keluarga paguyuban Gereja Tua Sikka, semua mereka sudah tentu berasal dari Paroki Sikka. Sikka sebuah kampung kecil di Maumere Wilayah selatan Kecamatan Lela. Merupakan sebuah tempat dalam sejarah agama Katolik tumbuh dan berkembang di Flores. Ini tercatat dalam sejarah tentang agama Katolik yang tidak bisa terbantahkan, seperti Seminari pertama di Flores adalah di kampung Sikka dan kini masih ada Gereja yang dibangun oleh para misionaris Portugis. Dengan demikian berarti dalam kaitan dengan kelahiran Yesus peristiwa inkarnasi Allah menyatu dengan budaya manusia, maka Paroki Sikka terhitung sebagai umat Allah di Kabupaten Sikka yang pertama menerima inkarnasi Allah menjadi manusia. Hal ini yang juga mempengaruhi karakteristik orang-orang Sikka, terkadang lebih keras karena memang peristiwa ini terjadi dan diterima oleh mereka sebagai yang pertama di masyarakat Maumere Kabupaten Sikka. Ini yang perlu dipahami dan dimengerti oleh kita yang lain. Berkarakter demikian bukan berarti mereka tidak mau hidup bersama dalam kebersamaan, tapi lebih dari itu harus dilihat mereka hanya mau menunjukkan sebagai orang yang pertama dalam peristiwa menerima inkarnasi di wilayah Sikka.
Sementara itu dalam acara resepsi bersama, ketua arisan GTS Kupang Marianus Minggo, dalam ungkapan hatinya mengatakan arisan ini diberi nama Gereja Tua Sikka dilihat dari aspek historisitas berdirinya gereja secara fisik sudah 129 tahun sejak zaman Portugis. Gereja Tua Sikka ini oleh pemerintahan Kabupaten Sikka menjadikan sebagai ikon wisata religius di kampung Sikka. Memilih nama arisan Gereja Tua Sikka oleh Marianus Minggo merupakan sebuah nama yang tepat untuk mengakomodir semua keluarga dari Paroki Sikka dan menyatukan mereka untuk membuktikan, bahwa pandangan orang terhadap putra-putri asal Paroki Sikka yang ada di Kupang selama ini sulit dipersatukan dalam wadah kelompok.
"Kami sudah terhitung hari ini kurang lebih 1 tahun berada bersama dalam kelompok Gereja Tua Sikka baik yang ikut arisan maupun yang belum bergabung. Dalam acara Natal dan Tahun Baru bersama malam ini, kami juga melaksanakan arisan bersama. Arisan kami sudah 12 bulan, 12 putaran dan bagi kami ini termasuk berjalan cukup bertahan lama. Karena itu dalam kebersamaan ini kami juga melihat kami dapat dukungan dari semua keluarga, terutama Pengurus Kerukunan Keluarga Besar Maumere serta para sesepuh dan ketua-ketua paguyuban arisan dari Maumere, Kabuaten Sikka yang hadir pada malam ini di sini. Kehadiran yang merupakan bentuk mengikateratkan kebersamaan kita sebagai Keluarga Besar Maumere di Kota Kupang. Semoga kita tetap selalu bersatu dalam kebersamaan di Kota Kupang terutama dalam menguatkan paguyuban kita sehingga dalam peristiwa apapun kita selalu bergandengan tangan," ungkap Marinus Minggo ketua arisan paguyuban GTS Kupang.
Ketua KKBM Kupang, Agus Bajo pada peristiwa nataru ini mengatakan, "saya berterima kasih dan bangga atas kebersamaan dalam acara Natal dan Tahun Baru bersama dari kelompok Paroki Gereja Tua Sikka Kupang ini. Sebagai pengurus kami mendukung agar perjalanan ini juga merupakan perjalanan kita bersama dalam keluarga besar Maumere di Kota Kupang. Pada acara Natal bersama ini oleh kelompok Gereja Tua Sikka ini menjadi sebuah model karena menghadirkan selain kami pengurus di KKBM juga Ketua Arisan - Ketua Arisan yang berasal dari Maumere di Kota Kupang. Hal ini merupakan sebuah contoh agar kita bisa saling lebih eratkan hubungan persaudaraan, kekeluargaan dan kebersamaan di antara kita di kota Kupang."
Flory Mekeng, penasihat arisan Gereja Tua Sikka dalam sambutannya, mengupas tentang bagaimana orang-orang Kabupaten Sikka Maumere di kota Kupang memandang sikap dalam perspektif sebagai satu kesatuan yang utuh, bila ingin memajukan kebersamaan kita baik di kota Kupang maupun di Kabupaten Sikka.
Dengan mengangkat beberapa nama orang-orang Kabupaten Sikka, Maumere yang ada di Kota Kupang pada malam acara Natal dan Taun Baru Bersama itu dan mengangkat tentang keunikan dari Sikka dan satu dua daerah di Kabupaten Sikka sebagai contoh, Flory Mekeng akhirnya tetap mengajak KKBM walaupun dalam perbedaan karena asal dari berbagai daerah tetapi harus menghilangkan pengkotak-kotakan antara satu dengan yang lain.
"Beberapa nama yang saya sebut tadi adalah bahwa kita orang Kabupaten Sikka Maumere di Kupang adalah orang-orang hebat. Namun kehebatan itu belum menyatu, masih terpecah-pecah sehingga kita masih terkesan kuat dengan individualisme kita. Kalau kita mau lihat dan saya mau sebut tentang Sikka, Paroki Sikka dan juga beberapa daerah kita di Kabupaten Sikka, kita memiliki keunikan-keunikan sebagai potensi besar untuk kita merajut dalam kebersamaan tanpa sekat demi membangun nian Sikka tanah Alok. Mari kita tinggalkan sikap dan cara pandang kita, dalam sekat sekat di antara kita, bila kita ingin membangun Sikka seutuhnya yang lebih baik kedepan,"ungkap Flory Mekeng dalam nada merangkul dan penuh persahabatan.
Ignatius Conterius, penasihat Gereja Tua Sikka di Kota Kupang dalam acara tersebut mengatakan, "saya sangat bersyukur dan merasa senang karena acara ini walaupun baru pertama tapi respon keluarga, baik dalam dari kelompok Gereja Tua Sika Kupang, maupun keluarga-keluarga besar Maumere yang ada di Kota Kupang sangat antusias dalam kebersamaan ini. Kehadiran ini menunjukkan bahwa kita ini bisa untuk selalu bersatu, yang terpenting kita harus ada rasa kebersamaan dan memiliki satu dengan yang lain," ungkapnya.
Ignatius Conterius, juga selaku Penasehat KKBM Kupang menyampaikan, bahwa acara ini dengan panitia hanya 3 orang, tapi hasilnya berjalan dengan baik dan lancar.
"Panitia acara kita malam hari ini hanya 3 orang dan kita saksikan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Ketiga orang itu adalah saya sebagai penasihat, dan Marianus Minggo sebagai ketua serta Hendrik Neno sebagai sekretaris. Kami rapat hanya satu kali dan selanjutnya saya serahkan ke mereka dua untuk mengatur semua acara ini dan ternyata, malam ini kita saksikan sendiri bisa berjalan. Jadi terima kasih untuk kedua adik karena kita sudah mampu menggerakan acara Natal dan Tahun Baru bersama. Terima kasih juga untuk keluarga besar arisan Gereja Tua Sikka sebab sukses terlaksananya Natal dan Tahun Baru bersama Perdana di kelompok kita juga merupakan berkat dukungan dari kalian semua, baik melalui tenaga maupun partisipasi kontribusinya di acara malam hari ini. Terima kasih juga untuk pak Ketua, wakil ketua, sekretaris KKBM, ketua-ketua arisan, orangtua-orang tua yang hadir dari Maumere serta undangan lain, keluarga sahabat kenalan, dan juga Romo Valens Boy yang telah memimpin acara Misa kita hari ini bersama kedua frater," tutur Ignatius Conterius.
Pasca Nataru
Paguyuban Gereja Tua Sikka selain sukses dalam Natal dan tahun baru bersama, pada awal tahun 2023 ini di hari Rabu tanggal 11 Januari menjalankan program peduli sesama dengan mengunjungi keluarga Suilbertus da Lopez mengalami sebuah situasi tertentu yang perlu untuk mendapat penguatan dari kebersamaan GTS di Kupang.
Kepedulian atau solidaritas itu karena merasa sebagai satu kesatuan dari kelompok Gereja Tua Sikka di Kupang ini merupakan sebuah program atau menjadi sebuah dasar dalam kebersamaan yang telah dirajut selama kurang lebih 1 tahun.
Kegiatan kepedulian sosial terhadap keluarga, karena situasi tertentu ini selama setahun terhitung sudah dua kali dilakukan. Tahun sebelumnya, tahun 2022 di rumah keluarga ibu Seva Conterius.
Inilah dukungan moril untuk saling menguatkan melalui kunjungan kebersamaan. Tercatat dalam kunjungan kali ini yang hadir adalah pengurus, para penasehat dan anggota paguyuban GTS.*(andiani)