KONPROVLUB PGRI NTT Semuel Haning Dipilih Jadi Ketua Masa Bakti XXII Lanjutan Tahun 2023 - 2024

NTT, Kota Kupang, mutiara-timur.com //  Konferensi Provinsi Luar Biasa (KONPROVLUB) PGRI NTT melalui pemilihan secara aklamasi dalam rapat pimpinan menetapkan Dr. Semuel Haning, S.H., MH, C.Me, C.Parb, menjadi ketua BPH PB PGRI Provinsi NTT untuk melanjutkan program kerja masa bakti XXII Tahun 2023-2024.

Dalam forum pemilihan di momentum Konferensi  Provinsi Luar Biasa PGRI NTT (KONPROVLUB) yang dilakukan bersifat demokrasi itu,  acara sidangnya dipimpin oleh David Selan, S.E., MM sekaligus selaku ketua panitia.

Kegiatan pemilihan ketua BPH PB PGRI Provinsi NTT ini dihadiri oleh 14 pengurus PGRI dari 18 Pengurus PGRI kabupaten kota di NTT. Kegiatan ini  dilaksanakan di kampus UPG 1945 Provinsi NTT Kota Kupang, Jumat, (8/9/2023).

Konferensi Luar Biasa ini  dilaksanakan, menurut ketua panitia, David Selan karena ada dinamika kepengurusan PGRI NTT yang terjadi selama ini, ada saling klaim mengklaim pengurus, ada sikap saling tidak percaya yang membuat organisasi ini mandeg, tidak berjalan sesuai amanat, roh dan jiwa aturan organisasi tersebut.

"Dinamika kepengurusan sekian lama terjadi sehingga dalam forum KONPROVLUB melakukan pemilihan kembali ketua BPH PB dan  demisioner kepengurus yang ada," ungkapnya.

Dalam KONPROVLUB ini ada beberapa rekomendasi yang diberikan untuk diperhatikan dan dilakukan kepengurusan ini selama setahun.

Proses konferensi ini melalui tahapan pleno mulai dari pleno pertama pembahasan tatib dan pemilihan, pleno kedua rekomendasi program kerja setahun, pleno ketiga pembahasan program dan pelantikan yang langsung terjadi pada hari Jumat, (8/9/2023).

Kegiatan pelantikan berjalan dikemas dalam acara yang formil sesuai protap dan prosedur keorganisasian berlaku. Dari pembukaan sampai pentupan berjalan lancar tanpa hambatan.

Pelantikan Ketua BPH PB PGRI NTT bersama pengurus lainnya terlihat sangat khidmat. Pelantikan itu dilakukan oleh Ketua PB PGRI, Prof.Dr.Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc.,M.B.A.,M.Phil.,MA

Seusai seremonial pelantikan, Ketua BPH PB PGRI NTT terlantik,  Semuel Haning dalam sambutannya menyatakan komitmen tugas untuk 100 hari ke depan.

Berawal dari ungkapan hati terima kasih atas kepercayaan pengurus kabupaten kota dan juga dari Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI Pusat untuk menetapkan beliau bersama pengurus lainnya sambil memberikan keyakinan organisasi tersebut akan semakin eksis ke depan.

"Saya yakin fenomena-fenomena yang ada selama ini akan berakhir dengan sendirinya. Saya janji dengan teman-teman bahwa 100 hari kedepan kami akan menyelesaikan seluruh pengurus, sekali lagi pengurus PGRI yang ada di kabupaten yang belum jelas legitimasi kepengurusannya  kami akan selesaikan," ungkapnya.

"Kami berjanji kami akan senantiasa bersama-sama dengan guru.
Apabila ada orang-orang, kelompok-kelompok yang menjunjung tinggi guru kami ucapkan terima kasih. Tapi ada kelompok orang yang  mendzolimi guru dengan begitu macam cara, maka berbagai macam cara pula kami selalu di depan membela guru," ujarnya.

Ketua terlantik juga menunjukkan rasa simpatik dengan kejadian terhadap para guru selama ini. Akibat organisasi guru sebagai wadah yang memayungi guru belum optimal berperan. Ia tertarik dan tergugah sekali ketika di Sikka ada guru-guru yang punya hak-haknya dizolimi tapi kasihan mereka berjuang sendiri, tanpa organisasi.

"Dengan adanya pelantikan ini, bila terjadi masalah dengan guru kami akan berdiri bersama-sama berjuang dengan mereka.  Selama ini ada  guru-guru juga dilakukan gerakan-gerakan kriminal oleh orang tua, bahkan ada dari muridnya sendiri. Ada guru yang dilaporkan di polisi dan statusnya sebagai tersangka. Tapi dengan kepercayaan diri, kami menelepon kepala kepolisian agar yang bersangkutan dapat diselesaikan dengan baik dan tidak diproses hukum. Karena guru itu mulia akhirnya masalah ini prosesnya terselesaikan secara keluarga. Itulah tanggung jawab kita," tegasnya.

Ketua Sam Haning juga melihat begitu besarnya persoalan dihadapi guru dan menjadi banyak beban yang harus ditangani bersama dalam organisasi,  maka dimintanya agar ada dukungan kebersamaan.

"Kami akan melaksanakan kerja sebagai tugas dan tanggungjawab kami, tapi pada kesempatan ini lewat bapak-bapak dan ibu-ibu ketua pengurus kabupaten dan kota tolong bantu kami.  Sekali lagi tolong bantu kami dan doakan kepada Tuhan agar beban berat ini,  Tuhan kasih bahu kami yang kuat agar bisa mengatasi persoalan guru ke depan," tutupnya.

Sementara Pengurus Besar (PB)  PGRI Prof.Dr.Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc.,M.B.A.,M.Phil.,MA dalam sambutannya menyampaikan, "Tidak ada kata yang bisa kami ucapkan mewakili PB, kecuali ucapan rasa syukur kepada Tuhan yang maha kuasa dan kepada saudara-saudara semuanya pada akhirnya pada hari ini kita bisa menunaikan salah satu lagi amanah, membentuk kita semua yang diberikan oleh masyarakat," ungkapnya.

Lanjutnya, "terima kasih pak ketua tadi sudah menggugah kita mengingatkan kembali kepada kita, apa sebenarnya fungsi organisasi ini. Kita berada di sini karena guru-guru kita,  kita berada di sini karena ingin melanjutkan kerja guru-guru kepada generasi-generasi berikutnya, dan dalam menjalankan tugas itu banyak sekali guru-guru kita yang mengalami banyak hambatan, tantangan. Karena walau bagaimanapun seorang guru bukanlah malaikat. Dia adalah manusia yang penuh dengan keterbatasan dan kekilafan."

Pengurus Besar  Prof.Dr.Ir. Richardus Eko Indrajit juga mengatakan, namun di situlah kita  sebagai seorang makhluk sosial harus selalu berada di depan jika ada teman-teman kita yang mengalami masalah, seperti yang tadi dicontohkan oleh bapak ketua kita.

"Waktu saya masuk Kota Kupang dari pagi bersama Pak Dudung dan Pak Wase, kita disambut dengan kata-kata yang khas Kupang. Kupang adalah kota kasih.  Apa artinya? Artinya semua persoalan yang kita alami sesulit apapun persoalan itu harus kita selesaikan dengan kasih,"sebutnya.

Diteruskannya, "saya, Pak Dudung, Pak Wase  datang karena kasih ibu Ketua mempercayakan kami untuk datang ke sini karena kasih, dan itu semua modal kita untuk bisa maju ke depan bersama-sama, menjalin soliditas antar kita semua. saudara-saudara sekalian pada akhirnya kami atas nama PB mengucapkan maaf,  jika dalam penyelenggaraan ini ada hal-hal yang belum dapat kami berikan kepada bapak ibu semua, sebagaimana diharapkan.  Tapi kami melakukan itu semua dengan penuh cinta dengan penuh ketulusan agar guru-guru khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini bisa menjadi guru-guru yang dibanggakan."

Sambungnya pula,"saya sendiri pribadi banyak belajar dari ibu Ketum. Beliau lebih banyak mendengarkan daripada didengar, beliau lebih banyak melayani daripada dilayani, beliau lebih banyak mencintai daripada dicintai. Saya rasa itu adalah semangat yang baik untuk dikeluarkan kepada kita semua. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa maka pada hari ini kami atas nama Pengurus Besar PGRI menyatakan, bahwa rangkaian kegiatan Konferensi Provinsi Luar Biasa PGRI Nusa Tenggara Timur secara resmi dinyatakan ditutup,"ucapnya. *(go)

Iklan

Iklan