NTT, mutiara-timur.com// Banyak sokongan moril membanjiri Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIKUM) Prof. Dr. Yohanes Usfunan S.H., M.H., dikala gelaran Rapat Senat Terbuka wisuda angkatan kedua tahun akademik 2023/2024 terlaksana.
Demikian hasil pantauan awak media ini ketika kampus mewisudakan 39 wisudawan pada Sabtu, 21 Oktober 2023 di Aula Utama STIKUM, Jl. Pendidikan Nasipanaf, Kampung Bajawa Kupang.
Momentum forum rapat senat terbuka di STIKUM tersebut dikemas dengan ungkapan peneguhan atau sokongan moril terdiri atas Perwakilan tamu undangan, LLDIKTI Wilayah XV, Wakil Bupati dan Wisudawan.
Perwakilan tamu undangan Religius Usfunan dalam pesan kesannya meyakinkan orangtua dan masyarakat akan eksistensi STIKUM Prof Dr. Yohanes Usfunan S.H.,M.H, dan menepis informasi dan penilaian negatif terhadap STIKUM.. Yang mana wisuda menjadi kebanggaan bagi semua orangtua karena dengan diwisudanya anak-anak atau mahasiswa-mahasiswi ini juga bisa menepis berbagai macam informasi bahkan penilaian-penilaian negatif terhadap keberadaan STIKUM.
“Kalau kita sebut Fakultas Hukum Undana atau Unkris itu biasa karena sudah sangat familiar. Tetapi ketika berbicara tentang STIKUM tentunya ada begitu banyak tantangan dan tantangan itu juga bukan saja berpengaruh kepada civitas akademika STIKUM tetapi tantangan itu juga datang bagi orangtua dan masyarakat,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD TTS ini menambahkan bahwa wisuda angkatan kedua ini menjawab semua keraguan terhadap STIKUM. Berbagai pemikiran ataupun pandangan negatif terhadap STIKUM sirna. Apalagi salah satu dari 39 wisudawan ini ada seoarang Profesor, ini menjadi sangat luar biasa.
Religius mengatakan, upaya yang dilakukan pengelola STIKUM untuk melahirkan sarjana-sarjana hukum yang tangguh dan dapat menghadapi tantangan global bukan saja menjadi kebanggaan STIKUM semata tapi juga orangtua dan masyarakat NTT umumnya.
Perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah XV, Nina Bere dalam kesempatan yang sama mengingatkan terkait perkembangan teknologi digital yang sangat pesat membawa revolusi industry 4.0 yang membuat terjadi perubahan besar dan mendalam dalam berbagai bidang. Pekerjaan dan cara bekerja kini berubah.
Ia mengatakan, banyak jenis pekerjaan yang selama ini aman tiba-tiba hilang digantikan oleh robot dan teknologi. Sementara pekerjaan baru yang tidak terpikirkan bermunculan. Karena itu, jika lembaga perguruan tinggi tidak beradaptasi maka perguruan tinggi tersebut akan kehilangan relevansinya dan ditinggalkan mahasiswa.
“Dunia perguruan tinggi tidak terkecuali juga dihadapkan pada dunia yang kompleks. Tidak ada pilihan lain bagi perguruan tinggi untuk berubah, bertransformasi menjadi lebih adaptif dan adil. Jika tidak cepat beradaptasi maka perguruan tinggi akan kehilangan relevansinya dan ditinggalkan oleh mahasiswa. Revolusi 4.0 semakin menguatkan ekonomi berbasis inovasi dengan kebtuhan kompetensi baru salah satu modal utama bagi tumbuhnya inovasi dan knowledge,” kata Nina.
Sementara Direktur STIKUM, Prof. Dr. Drs. Yohanes Usfunan, S.H.,M.H, dalam kesempatannya mengucapkan terima kasih kepada LLDIKTI XV atas berbagai dukungannya selama ini.
“Kami pahami ada hal-hal yang harus dibenahi tetapi kami sadar betul bahwa LLDIKTI XV diam-diam sebetulnya sudah mempertahankan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip good governance khususnya pada tingkat pelayanan dan tingkat transparansi maupun rensponsibility. Saya sangat berbangga keberadaan LLDIKTI yang memberikan STIKUM dukungan sepenuhnya dan lewat Ibu Nina, saya ucapkan terima kasih dan sampaikan salam saya buat Profesor Amheka dan para pejabat lainnya,” kata Profesor Usfunan.
Profesor Usfunan menjelaskan, STIKUM yang dia dirikan mengusung visi yang lebih mengutamakan kualitas. Karena alasan kualitas itulah maka dirinya tidak main-main dalam ujian karena ujian yang dilakukan di STIKUM menggunakan pola S3.
“Ujian kebanyakan dilakukan secara lisan melalui presentase-presentase makalah dan ada juga yang ujian langsung. Maksudnya menyiapkan betul-betul kader, pola S3 kita terapkan disini. Semua tugas presentase tanpa teks dan tanya jawab. Saya ingin kader-kader STIKUM betul-betul berkualitas. Kami sekolah swasta tapi soal bersaing, kita sama dengan negeri,” ungkapnya.
Prof. Yohanes Usfunan menjelaskan bahwa ujian kebanyakan dilakukan secara lisan melalui presentase-presentase makalah dan ada juga yang ujian langsung. Maksudnya menyiapkan betul-betul kader, pola S3 diterapkan di STIKUM.
Dia mengatakan, banyak mahasiswa senang dengan pola pengajaran yang dilakukan di STIKUM sehingga banyak yang ingin kuliah di STIKUM. Bahkan ada yang telah memiliki gelar Profesor masih ingin kuliah S1 Hukum di STIKUM.
“Kami sekolah swasta tapi soal bersaing, kita sama dengan negeri, tidak boleh ada standar di bawah itu. Apalagi ada Prof. Simon Sabon Ora dari Undana, ada Polisi dan ada wartawan. Inilah mimpi saya. Dosen yang mengajar di STIKUM Magister hukum tapi juga harus didampingi oleh doktor, harus didampingi oleh Profesor karena saya tidak main-main soal kualitas. Karena saya datang dari Universitas ternama jadi saya juga harus mempertahankan kualitas itu,” ungkap Profesor Usfunan.
Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe dalam sambutannya mengatakan, begitu dirinya tahu jika STIKUM Prof. Dr. Yohanes Usfunan S.H., M.H, berada dalam wilayah Kabupaten Kupang maka beban dalam hatinya bertambah. Sebab ada perguruan tinggi yang memiliki visi dan misi yang luar biasa untuk daerah ini namun kurang diperhatikan pemerintah.
“Pemda mendukung STIKUM, karena berada di wilayah Kabupaten Kupang. Selain itu keberadaan STIKUM menjadi penting karena ikut berkontribusi dan membangun SDM di Kabupaten Kupang khususnya ilmu hukum,” ujar Jerry Manafe.
Dirinya akan ikut memantau dan mendukung penuh visi misi STIKUM, terkhususnya anak-anak Kabupaten Kupang yang sementara mengejar ilmu di STIKUM.
Sementara perwakilan wisudawan, Chris Bani dalam ungkapan hatinya berjanji akan menjaga nama baik STIKUM seperti menjaga nama baik orangtua. Yang mana ini sesuai amanah dari Prof. Yohanes Usfunan selaku Direktur STIKUM.
“Kami para wisudawan sudah ditempa dari berbagai arah untuk menyiapkan diri sebagai agen hukum di tengah masyarakat. Tentu kami ingin menjaga dan ikut merawat perjalanan STIKUM kedepan. Apa yang menjadi visi dan misi STIKUM akan kami pegang teguh sebagai landasan utama berkarya,” ujarnya.
Pasca diwisuda, Chris Bani akan melakukan konsolidasi bersama para alumni untuk segera membentuk Ikatan Alumni STIKUM Prof. Dr. Yohanes Usfunan S.H., M.H.(*)