YUSUF: FROM ZERO TO HERO (Catatan Reflektif: Bagian 1)

By  Suswati D. Aldrin

Tiada seorang pun yang percaya tidak tahu tentang kisah Yusuf. Dalam Bahasa ibrani Yusuf (Yosef) berarti “ditambahkan.” Mengapa seorang ayah seperti  Yakub menamakan anaknya “Ditambahkan.” Seturut Alkitab-Genesis alasannya karena Yusuf hadir manakala Yakub ayahnya sudah lanjut usia. 

Alasan lainya adalah harapan dan syukur Yakub karena dari Rahel, ia dianugerahkan anak laki-laki dan dia berharap kiranya Tuhan Allah berkenan “menambahkan” lagi anak kepadanya dari Rahel. Harapannya dikabulkan, Rahel melahirkan lagi baginya seorang anak laki-laki, dan mertunya menamainya “Benyamin”, (artinya: anak tangan kanan).

Jadi dari Rahel, Yakub atau Israel dikaruniai dua anak laki-laki, Yusuf dan Benyamin. Keduanya tumbuh dalam kasih sayang Yakub dan saudara-saudaranya. Jika menelusuri kisah-kisah Alkitab-Genesis, maka ketahuilah bahwa Yusuf punya kisah yang “waow”. 

Pribadi Yusuf banyak gelarnya, mulai dari si “tukang mimpi” sampai kepada “tukang lapor” Julukan-julukan ini datang dari saudara-saudaranya, lain ibu. Kala masa tumbuh remaja Yusuf melahirkan cemburu bagi mereka, karena Yakub, ayah mereka memberi perhatian khusus, dan Yusuf jadi anak kesayangan Yakub. Yakub menyayangai Yusuf karena lahir dari Rahel, perempuan yang sangat ia sayangi. 

Kisah lanjut, bahwa atas dasar cemburu juga Yusuf akhir dibuang, dimasukan ke perigi tak berair, dikeluarkan lagi dan seterusnya dijual kepada saudagar-saudagar dari Midian-Kafilah orang Ismael yang sedang menuju Mesir (bdk. Kej 37:25-27). Kecemburuan saudara-saudarnya seperti mendapat kepuasan dengan menjual Yusuf saudara sendiri, dari pada membunuhnya. 

Di Mesir Yusuf yang dikategorikan sebagai “budak yang dijual” ditawarkan kepada Potifar, dan Potifar “ambil” dia. Potifar adalah pegawai istana Firaun, dengan jabatan kepala pengawal raja. Ya, posisi dan kedudukan yang luar biasa. Kisah lanjut berakhir dengan happy ending. 

Manakala kita menempatkan diri bukan sebagai pembaca atau pendengar kisah dan lebih kepada sebagai “persona yusuf”, lahirlah aneka pertanyaan reflektif seperti ini, apa yang kurang pada Yusuf? Ia mendapat fasilitas lebih dari saudara-saudaranya, lalu sekarang dia merana di kondisi yang tidak mudah. Jikalau mengikuti kisah lebih lanjut, ia difitnah oleh istri Potifar dia harus dijebloskan ke penjara dan seterusnya menjadi penafsir mimpi jitu. 

Pembelajaran yang dapat kita sebagai berikut, (Pertama), kisah Yusuf adalah kisah yang mau mengungkapkan realita “up and down” setiap orang. Kondisi Yusuf mewakili situasi kita yang tidak menyenangkan, menunjukan bahwa situasi awal yang tidak enak tidak berarti berending tidak enak- “Unhappy Ending”. 

Kisah Yusuf juga mau mengisahkan kepada kita sesuatu yang tidak kalah penting bahwa kalaupun “kenyamanan” terjadi bukan berarti tidak ada kondisi yang mengerikan di depan yang sedang menanti. 

Kisah Yusuf mau menujukan bahwa dalam hidup bersaudara ada dualisme fakta, dan atau ada warna kehidupan; hitam dan putih, susah dan senang, sukacita dan  dukacita. 

Kisah Yusuf juga mau menunjukan bahwa realitas kenyataan hidup siapapun akan mengalami pasang surut, situasi enak dan situasi hambar atau tawar, tidak membahagiakan dan bisa membahagiakan.

(Kedua), pada kisah Yusuf ditemukan titik pijak kesuksesan Yusuf, yakni  “Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia menjadi orang berhasil” (bdk. Kej. 39:2). Jadi konklusi positif bahwa Yusuf berhasil bukan karena kemampuannya menjadi kepala pelayan yang hebat memenet segala sesuatu, dipercayakan tanggung jawab besar, bahkan seluruh kekayaan Potifar dikelola Yusuf kecuali istrinya. Jadi Yusuf berhasil dan sukses Potifar di awali dari ‘penyertaan Tuhan”, ini dasarnya dan hal teramat sangat penting itu. 

“Penyertaan Tuhan” adalah langka pertama yang memungkinkan Yusuf berhasil melaksanakan tanggung jawab di rumah potifar itu, jadi diamini bahwa tanpa Tuhan dan kuasa-Nya yang ajaib tidak ada kisah kesuksesan Yusuf, maka yang harus dikagumi dari kisah ini bukan Yusuf tapi Tuhan. Karena itu benarlah tesis ini bahwa pusat cerita sukses Yusuf adalah Tuhan. Mengapa? Karena Tuhanlah yang memungkinakan Yusuf berhasil.**(berlanjut).

Iklan

Iklan