YUSUF: FROM ZERO TO HERO (Catatan Reflektif Bagian 2)

By  Suswati D. Aldrin

(Kisah sebelumnya: Mengapa? Karena Tuhanlah yang memungkinkan Yusuf berhasil).

(Ketiga), Yusuf adalah “Saluran berkat (bdk. 39: 5); "sejak Yusuf di rumah Potifar, Tuhan memeberkati rumah orang mesir itu." Jadi jelas bahwa  karena Yusuf sehingga berkat Tuhan ada atas segala milik Pontifar. Ayat ini harus digarisbawahi. 

Pada point kedua di atas, dikatakan karena Tuhan adalah pusat kisah maka pribadi yang diagungkan bukan Yusuf tapi Tuhan. 

Bahwa ada benarnya Tuhan memberkati Potifar, namun keterangan lanjutnya, “karena Yusuf.” Jadi tersirat makna mendalam dan penting bahwa Yusuf menjadi alasan kuat dan mendasar Potifar diberkati Tuhan.

Pada konteks ini, Yusuf jadi jembatan, alat dan tempat urapan dan berkat Tuhan dicurahkan bagi potifar. Kehadiran Yusuf menjadi berkat. Yusuf hadir menjadi alat Tuhan untuk menyalurkan berkat. Aplikasinya adalah siapapun yang menyebut dirinya kristen harus sadar akan point ini. Bahwa hidup setiap kita harus jadi berkat bagi saudara-saudari di sekitar kita.

Kekristenan harus maju dengan mentalitas ini, bahwa benar Tuhan memberkati tetapi melalui kehadiran kita yang penuh percaya dan iman. Secara luas mau dikatakan, bahwa bangsa ini diberkati karena gereja Tuhan ada di situ. Negeri ini diberkati karena anak-anak Tuhan yang taat ada ditempat itu. Bandingkan saja, potifar diberkati karena Yusuf ada disitu. Maka dimanapun kita berada, tempat itu diberkati Tuhan karena kehadiran kita. 

(Empat), Ketahanan iman dan kemampuan mengendalikan diri jadi rujukan kita (bdk. Kej 39:6b). Keren sekali Yusuf itu gagah perawakannya dan tanpan parasnya, handsome dia. Entah berapa banyak kali Yusuf digodai istri Potifar. 

Percaya saja, bahwa tidak mungkin istri potifar tidak cantik. Kalau tidak cantik tidak mungkin potifar mengambilnya sebagai istri, dia pejabat (di kerajaan). 

Tanyakan, seminggu berapa kali dia ke salon kita tidak tau, berapa kali alisnya yang punya lekukan dia rubah, kita tidak tau, Berapa kali perawatan kulit dengan luluran yang mahal? Kita tidak tahu. Mungkin biaya perawatan tubuh lebih mahal dari makan sehari-hari.

Berapa kali Yusuf di coba (bdk. Kej 39:10); walaupun perempuan itu merayunya hari demi hari ( terjemahan baru Alkitab baru edisi ke-4) dikatakan tiap-tiap hari, jika itu terjadi sekarang apakah kita bisa bertahan atau tidak, tiap-tiap hari digoda oleh istri potifar yang cantik, dan Yusuf berhasil bertahan.  Yusuf mengatakan: “tidak pada godaan” istri Potifar setiap kali digoda. 

Yusuf lolos dari jebakan istri Pontifar karena memiliki prinsip berikut;  (a) Karena Yusuf bertahan dan berani mengatakan “tidak” (menolak ajakan istri Potifar). Yusuf bisa membedakan mana haknya dan mana bukan haknya. 

Secara spiritual Yusuf tahu mana perbuatan yang Tuhan ijinkan, mana yang tidak, yakni istri potifar. Karena tahu akan haknya, maka Yusuf tahu diri dan tahu batas. 

Jika tidak tahu diri dan tahu batas maka “habislah kita”, gendang akan di tabuh oleh Iblis, dan kita menari dalam dosa. Kita jatuh dalam kejahatan melawan Allah. 

(b) Tindakan Yusuf tidak diukur dengan meter kesenangan pribadi atau yangb menyenagkan diri tetapi pada kesenangan Tuhan.  

Yusuf berhasil mengatakan tidak untuk mengukur, apakah Tuhan tersenyum atau cemburu. Terkadang sikap manusiawi menghantar banyak orang bertindak dengan ukuran: "saya happy atau tidak"!Ukurannya adalah apakah ini datangkan dosa atau tidak, adakah murka Tuhan atau tidak. 

Gambaran pribadi Yusuf mau katakan begini; "Masakan karena engkau Tuhan, aku bikin dosa?" Yusuf sungguh tidak mau melukai Tuhan, karena kemurahan dan kebaikan-Nya. 

Analoginya adalah kiranya  kekristenan kita harus dibangun pada prinsip seperti ini, supaya hidup kita benar-benar tangguh dan bertahan dari godaan. Kita harus menggunakan  parameter yang tepat ketika kita mengambil keputusan, "Apakah ini menyenangkan hati Tuhan atau tidak?"

Secara sederhana dua prinsip ini membuat Yusuf menang. Saya kira demikian firman Tuhan ditafsirkan bagi kita seperti ini.

Acapkali kita jatuh karena kita menatap dosa itu, dan susah alihkan pandangan kita kepada Tuhan agar kita dapat kekuatan dan berkata tidak pada dosa. Yusuf melakukannya.

Ingatlah, kehidupan orang percaya diuji dan diuji tiap hari.  Banyak sekali godaan di luar sana, banyak istri potifar di luar sana. Karena itu alihkan pandangan pada mata kepada Tuhan. Ingatlah akan kasihnya, ingat sayangnya jangan lukai hatinya, bertahanlah sampai keinginan kita surut. Yang kita buat cuma satu, yakni menyenangkan Tuhan.

Kisah Yusuf dan firman Tuhan mengajarkan kita supaya kita tahu tentang arti pasang surut diperjalanan kehidupan, supaya kita tahu tentang arti kejatuhan dan diangkat kembali, supaya kita mengerti arti proses panjang kehidupan bersama Tuhan, di balik semua kisah, kita percaya  apa yang di alami Yusuf itu semua karena TUHAN. Jadilah Yusuf yang berangkat dari zero dan menjadi Hero untuk saudara-saudaranya, bahkan bangsanya. Ia telah menyenangkan Hati Tuhan dan Tuhan memberkatinya.*(selesai).

Iklan

Iklan