NAF Luncurkan Buku Reinkarnasi Tenun Lipa Tala Riung, Kades Ria 1 dan Lanamai 1 Komitmen Lestarikan Warisan Leluhur

Kupang, mutiara-timur.com // KEPALA Desa (Kades) Ria 1 Hironimus Kasa dan  Kepala Desa Lanamai 1, Donatus Tala pada hari Rabu, tanggal 6 Agustus 2024 di panggung peluncuran dan pameran buku Reinkarnasi Tenun Lipa Tala Riung yang bertempat di Lippo Plaza Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur berkomitmen untuk melestarikan warisan leluhur kain tenun Lipa Tala Riung.

Komitmen itu terungkap di kala kedua (Kades) yang didampingi kedua ibu Ketua PKK dari kedua desa  bersama editor buku Lipa Tala Riung, Isodorus Lilijawa saat berbincang-bincang di atas panggung peluncuran dan pameran buku tersebut. 

"Saya sejak kecil sudah mengenal kain Lipa Tala Riung yang bahannya bukan dari pabrik, baik benang maupun pewarna. Namun sesuai dengan perkembangan zaman hal ini memang terjadi pergeseran ada perubahan pola kerja yang lebih mengandalkan bahan dasar dari pabrik. Namun dengan adanya Yayasan NAF melakukan penelitian, dan juga kegiatan pelatihan penyadaran kepada warga di desa Ria 1 bagaimana menggunakan potensi atau kearifan lokal bukan dari pabrik, saya sebagai kepala desa tertarik untuk mempertahankan hal ini,"ungkap Kepala Desa, Hironimus Kasa.

Kades Ria 1 bertekad agar Lipa Tala Riung adalah warisan leluhur itu diteruskan oleh kelompok ibu-ibu terutama sepuluh orang yang telah dilatih oleh Yayasan NAF,  mereka ini akan menjadi fasilitator untuk ibu-ibu di desa Ria 1, menghidupkan kembali Kain  Lipa Tala  dengan menggunakan bahan warna alam.

 "Saya siap untuk mengalokasikan dana pemberdayaan dari dana desa untuk kelompok ibu-ibu, dalam rangka menghasilkan tenun Lipa Tala dalam bentuk inovasi mempertahankan kearifan lokal masyarakat desa Ria 1," ujarnya.

Sama halnya dengan Kades Ria 1, Kades Lanamai 1 pada kesempatan bincang-bincang bersama editor buku tersebut mengungkapkan, "40 tahun saya berada di luar daerah saya, Desa Lanamai 1, Teong, Kecamatan Riung Barat. Saya berkarya di wilayah Flores Timur tepatnya Adonara, dan setelah pensiun saya kembali ke desa saya,  saya dipilih masyarakat untuk menjadi Kepala Desa. Saat saya Kepala Desa ada sebuah kerinduan saya, melihat situasi perkembangan zaman dengan adanya program pariwisata, saya pun mulai melihat potensi lokal untuk dikembangkan dalam program desa saya. Ada sebuah kerinduan saya untuk melestarikan kembali tenun Lipa Tala, namun saya tidak tahu bagaimana memulainya."

Lanjut Donatus, "dalam kerinduan penuh harap seperti itu Yayasan NAF datang melalui pembina Yayasan, Bapak Gaby menelpon saya bahwa akan melakukan penelitian tentang budaya tenun Lipa Tala Riung di desa saya, karena itu saya dengar dan menjemput bola. Saya bersedia semoga NAF datang hadir melakukan penelitian dan juga ada program inovasi tentang sarung Lipa Tala, apalagi nama saya juga di depan adalah Donatus dan belakangnya Tala. Sehingga dengan demikian berbicara tentang melestarikan warisan leluhur ini, melalui dana desa untuk pemberdayaan saya akan mengalokasikan untuk ibu-ibu yang telah mengikuti kegiatan dari Yayasan NAF seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Ria 1."

Dalam kaitan dengan produk Lipa Tala ke depan terlebih pada soal pemasaran kedua kepala desa ini menaruh harapan kepada Yayasan NAF dan juga pemerintahan Kabupaten Ngada, bahkan Provinsi NTT agar bisa mengambil bagian mempromosikan produk tenun Lipa Tala inovasi oleh kelompok ibu-ibu dari Riung. Karena persoalannya adalah ketika kain Lipa Tala ini sudah diproduksi pasarannya menjadi sulit bagi mereka, apalagi mereka tinggal di desa yang jauh dari akses informasi dan promosi. 

Terkait dengan hal itu Ketua PKK Desa Ria 1 Genoveva Egu Wea dan Ketua PKK Desa Lanamai 1 Elisabeth Apollonia Barek Helan menyatakan kesediaan mereka untuk memberi motivasi dan pendampingan bagi kelompok ibu-ibu yang menenun sekarang dan akan mengajak lebih banyak lagi ibu-ibu dari Riung agar terus melestarikan warisan leluhur, nenek moyang terhadap kain tenun sarung Lipa Tala.

Dua orang utusan kelompok ibu-ibu penenun dari desa Lanamai 1 dan Ria 1 yang hadir bersuara di atas panggung peluncuran buku dan pameran. Keduanya tak ketinggalan menyampaikan bahwa mereka akan terus mengembangkan tenun Lipa Tala  yang telah diwariskan nenek moyangnya, karena itu adalah bagian dari kehidupan mereka. Keduanya siap dan akan kembali menggerakkan kaum perempuan baik yang masih muda, maupun ibu-ibu untuk terus menenun, menjaga dan mempertahan kain Lipa Tala warisan peradaban leluhurnya.

Dalam peluncuran buku Reinkarnasi Tenun Lipa Tala Riung, ketua Ikatan Keluarga Ngada (IKADA), Sipri Radho pada sambutannya memberikan apresiasi kepada ketua  Yayasan NAF sebagai orang muda yang peduli terhadap pembangunan Kebudayaan di desa. 

Sipri Radho mengatakan, bahwa orang muda potensial seperti ini yang mencintai desa perlu mendapat perhatian dan dukungan kuat dari para pihak karena mereka adalah generasi penentu untuk sebuah kemajuan di desa dan bangsa ini. Ketua IKADA pun mengharapkan agar pemerintah Ngada atau Provinsi NTT tidak menutup mata mensupport program Yayasan NAF dalam membangun masyarakat desa.

Pejabat  Badan Pelestarian Budaya wilayah XVI Provinsi Nusa Tenggara Timur, bpk.Windo memberi apresiasinya terhadap Yayasan NAF yang telah mendokumentasikan sebuah karya luhur sebagai upaya untuk mengingatkan, meneruskan dan bahkan mempertahankan nilai-nilai budaya masyarakat setempat. Karena itu ia mengharapkan Yayasan NAF agar hasil karya ini bisa mendaftar dalam program pengembangan kebudayaan di NTT di kantornya.

Nancy Agatha Florida Ketua Yayasan NAF memberikan ucapan terima kasih atas dukungan kehadiran dan apresiasi serta komitmen dari para pihak yang hadir demi mendukung program kegiatan NAF yang telah meluncurkan buku Reinkarnasi Tenun Lipa Tala Riung.

"Terimakasih kepada semua pihak atas apresiasi, kehadiran dan dukungan sejak Yayasan NAF berproses mulai dari penelitian sampai hari ini  dalam launching dan pameran buku Reinkarnasi Tenun Lipa Tala Riung. Semoga saja ke depan dalam program-program lanjutan perhatian kerjasama terhadap masalah budaya menjadi bagian yang tak dilupakan, tapi diberi perhatian. Karena kita lahir dan hidup dalam budaya," tutur Ketua kepada media ini.

Acara yang digelar Yayasan NAF berkerja sama dengan LPDP dari dana Indonesiana juga menyajikan secara digital tentang pesona Lipa Tala dan alam Riung mulai dari keindahan, kemolekan pantai, 17 pulau Riung sampai pada area pedalaman Riung Barat  yang punya kesan tersendiri. 

Di samping penayangan secara digital Lipa Tala ada pula pameran hasil produk kain tenun Lipa Tala dari kelompok ibu-ibu di dua desa. Kain tenun itu merupakan intervensi inovasi pemakaian warna alam oleh Yayasan NAF. *(go)

Iklan

Iklan