Kupang, mutiara-timur.com || KELUARGA Calon Walikota Kupang Christian Widodo hibah tanah untuk Negara, Pius Rengka, SH., M.Sc mantan Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT mengakui hal itu langka terjadi di Kota Kupang ataupun di NTT.
Perbuatan ini oleh Pius Rengka merupakan suatu semangat ideologi dan patriotik yang luar biasa demi pancasila
Tanah yang dihibahkan calon Walikota Kupang, Dokter Christian Widodo bersama keluarga seluas 5.000 meter persegi dan telah diserahkan pada tanggal 3 September 2017 di ruang kerja Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.Demikian Mantan Ketua FPK, Pius Rengka ketika dihubungi via telpon hp seluler oleh media pada Minggu (10/11/2024).
Pius Renga menuturkan, ide untuk membangun Monumen Flobamora Rumah Pancasila tersebut digagas oleh FPK ketika dirinya menjabat sebagai ketua FPK.
"Pada saat saya menjadi Ketua FPK NTT kami menggagas untuk membangun patung atau arca dari Burung Garuda Pancasila karena ingin menegaskan tentang pancasila itu dilahirkan di NTT tepatnya di Ende,"ungkapnya.
Ia menjelaskan, Monumen Rumah Pancasila bangun di Kota Kupang karena Kupang merupakan Ibu Kota Provinsi NTT.
"Kenapa monumen tersebut kita tidak bangun di Ende tetapi kita memilih di Kota Kupang karena Kupang adalah Ibu Kota Provinsi NTT,"jelasnya.
Setelah menggagas, lanjut Pius Rengka, pihaknya mencari lahan milik pemerintah guna dijadikan tempat untuk membangun monumen tersebut.
"Kami berusaha untuk mencari lahan milik pemerintah antara lain di dekat Hotel Sasando rencananya mau dibangun disitu,"tambahnya.
Tetapi menurut hasil diskusi tim besar FPK mengatakan bahwa lokasi tersebut tidak cukup strategis
"Waktu itu saya menggagaskan kalau bisa tempat itu ada dekat tempat yang sangat bagus maka pada waktu itu keluarga Dokter Christian Widodo yang kebetulan saat itu Pak Theo Widodo adalah Wakil Ketua FPK beliau merelakan untuk memberikan tanahnya untuk pembangunan,"ucapnya.
Pius Rengka mengungkapkan, sikap rela berkorban yang ditunjukan oleh Dokter Christian Widodo bersama keluarganya merupakan bukti nyata bentuk cinta tanah air dan Pancasila.
"Satu kerelaan yang menurut saya pertama sangat langka, kedua sangat istimewa dan ketiga sangat patriotik karena tidak gampang orang memberi tanah secara cuma-cuma atau prodeo apalagi tanah yang terletak di Kota Kupang daerah dekat Pelabuhan Tenau dan tempatnya sangat strategis berada di ketinggian yang begitu bagus,"ungkapnya.
Bagi Pius Rengka, sikap rela berkorban yang ditunjukan oleh keluarga Dokter Christian Widodo merupakan sikap yang langka dan tidak dimiliki oleh banyak orang di NTT.
"Saya sudah melihatnya lokasi itu dari dekat dan itu memang sikap humanisme dan patriotik, menurut saya tidak banyak orang yang melakukan hal seperti ini apalagi kelas di NTT tidak ada. ,"kata Mantan Anggota DPRD Provinsi NTT.
"Menurut saya reputasi keluarga ini memang meyakinkan apalagi saya cukup dekat dengan keluarga ini sehingga saya sangat tau mereka punya kualitas gagasan ideologisnya dan kualitas patriotiknya saya kenal betul,"tambahnya.
Pius Rengka menambahkan, lokasi yang letaknya sangat strategis untuk dijadikan tempat berbisnis rela dihibahkan kepada pemerintah demi membela ideologi negara merupakan sesuatu yang sangat luar biasa.
"Di Kota Kupang ada orang yang kasih tanahnya cuman 5 meter saja perkara sampai ke Tuhan tetapi ini dikasih 5.000 meter persegi secara cuma-cuma itu peristiwa langka yang luar biasa karena di NTT tidak ada orang seperti ini dan saya sendiri secara pribadi sangat mengagumi keluarga ini,"tambahnya.
Pius Rengka menjelaskan, pada saat terjadi pergantian pemerintahan yang dipimpin oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat belum sempat dilanjutkan karena belum menjadi prioritas.
"Pada prinsipnya Pak Viktor itu setuju untuk melanjutkan pembangunan itu tetapi pada waktu itu pilihan beliau itu belum prioritas jadi konteksnya pada waktu itu jelas jamannya pak Frans Lebu Raya bahwa terjadi krisis relasi secara cukup meluas di Indonesia sehingga pembangunannya dihentikan,"pungkasnya. *(edt/mt)