Strategi Israel di Suriah Pasca Jatuhnya Rezim Assad: Ancaman atau Kesempatan?

Mutiara-timur.com || Setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah, dinamika geopolitik kawasan Timur Tengah mengalami perubahan signifikan. Salah satu aktor yang aktif dalam situasi ini adalah Israel, yang terlibat dalam sejumlah serangan di wilayah Suriah. Namun, mengapa Israel mengambil langkah ini?

Menurut pengamat, alasan utama Israel menyerang Suriah adalah untuk mencegah pengaruh Iran dan kelompok milisi proksi seperti Hizbullah semakin menguat di kawasan tersebut. Dengan jatuhnya Assad, kekosongan kekuasaan di Suriah menjadi medan perebutan pengaruh antara berbagai aktor regional dan global. Israel, yang merasa terancam oleh kehadiran Iran di perbatasannya, berusaha menjaga keamanannya dengan cara pre-emptive strikes di wilayah Suriah.

Selain itu, beberapa serangan Israel dilaporkan menargetkan fasilitas militer yang diduga menyimpan senjata canggih yang akan disalurkan ke Hizbullah. Serangan ini dianggap sebagai upaya untuk mencegah munculnya ancaman keamanan jangka panjang bagi Israel.

Namun, tindakan Israel menuai berbagai kritik. Banyak pihak menilai bahwa serangan ini justru memperburuk situasi kemanusiaan di Suriah yang sudah kacau akibat perang saudara selama bertahun-tahun. Di sisi lain, Israel berdalih bahwa langkah ini semata-mata dilakukan untuk mempertahankan kedaulatan dan melindungi warga negaranya.

Masa depan Suriah pasca-Assad masih menjadi tanda tanya besar, dengan keterlibatan berbagai kekuatan internasional yang semakin memperumit situasi. Bagi Israel, stabilitas di perbatasan tetap menjadi prioritas utama, meskipun harus melalui jalur militer. *(go)


Iklan

Iklan