Kendala Penyaluran Pupuk di Boneana: Antrian Panjang, Jaringan Error, dan Solusi Dinas Pertanian NTT

Kupang, NTT – Penyaluran pupuk bersubsidi di Dusun Boneana, Desa Oematnunu, Kupang Barat, sempat mengalami kendala akibat jaringan aplikasi I-PUBERS yang lelet. Kondisi ini menyebabkan antrean panjang petani di KPL (Kios Penyalur Pupuk Lengkap) Cahaya, salah satu kios resmi penyalur pupuk bersubsidi di wilayah tersebut.

Ivoni Beda, Koordinator Pupuk, Pestisida, Alat, dan Mesin Pertanian sekaligus Pengawas Alsintan Dinas Pertanian Provinsi NTT kepada media Kamis,(06/02/25),  menjelaskan bahwa antrean panjang terjadi karena petani harus menebus pupuk melalui aplikasi I-PUBERS. Namun, gangguan jaringan memperlambat proses, membuat banyak petani harus menunggu lama.

“Karena sistem menebus pupuk harus melalui aplikasi, setiap petani wajib menyerahkan KTP mereka, yang kemudian diproses satu per satu dalam sistem. Ketika jaringan lambat, otomatis terjadi penumpukan antrean. Namun, setelah koordinasi dengan Pupuk Indonesia, situasi langsung ditangani, dan kini sudah kembali normal,” ujar Ivoni.

Di Kupang Barat sendiri terdapat dua kios penyalur pupuk resmi, yaitu KPL Cahaya dan KPL Anugerah, masing-masing memiliki wilayah distribusi sendiri. Kendala yang dialami di KPL Cahaya memunculkan keresahan petani yang membutuhkan pupuk dengan segera.

Harga Pupuk Sesuai HET, Tidak Ada Penyimpangan

Menanggapi isu harga pupuk yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), Tommy Johanis, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Hortikultura, dan Perkebunan (PSPPHP) Dinas Pertanian NTT, menegaskan bahwa pihaknya belum menemukan pelanggaran terkait harga jual pupuk.

“Sepanjang ini, tidak ada laporan pupuk dijual melebihi HET atau dijual keluar daerah. Jika ada indikasi seperti itu, tentu akan segera ditangani, dan pelanggar bisa dikenakan sanksi,” ujar Tommy.

Adapun harga pupuk sesuai HET adalah:

Urea: Rp. 2.250 per kg atau Rp 112.500 per karung (50 kg)

NPK: Rp. 2.300 per kg atau Rp. 115.000 per karung (50 kg)

Untuk menghindari penumpukan dan antrean panjang, Ivoni mengimbau petani agar melakukan pembelian pupuk lebih awal, setidaknya satu minggu sebelum kebutuhan mendesak. Dengan begitu, penyaluran pupuk dapat berjalan lebih lancar tanpa kendala teknis seperti yang terjadi di Boneana. *(go)



Iklan

Iklan