Kupang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang menggelar bimbingan bagi guru sekolah penyelenggara kelas inklusi jenjang SD/MI dan SMP/MTs se-Kota Kupang. Kegiatan ini berlangsung selama delapan hari, terbagi dalam rombongan bimbingan, empat hari guru SD dan empat hari guru SMP. Bimbingan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam memberikan pendidikan yang lebih inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Oktovianus Naiboho, yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kota Kupang Dumuliahi Djami dalam penutupan acara pada Kamis (20/03), menegaskan pentingnya peran sekolah reguler dalam menerima dan melayani anak berkebutuhan khusus tanpa diskriminasi.
"Kita harus bersyukur bahwa kita lahir dengan keunikan masing-masing. Sekolah reguler wajib menerima anak berkebutuhan khusus tanpa terkecuali, sesuai dengan amanat pendidikan inklusif. Oleh karena itu, tanggung jawab ini tidak hanya menjadi beban sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan di Kota Kupang," ujarnya.
Naiboho juga menekankan bahwa pendidikan inklusif harus didukung dengan kebijakan dan anggaran yang tepat. Tahun ajaran baru 2025-2026, setelah penerimaan murid baru, setiap sekolah diwajibkan melaporkan jumlah siswa berkebutuhan khusus yang diterima. Selanjutnya, Dinas Pendidikan akan melakukan asesmen dengan melibatkan narasumber dan psikolog untuk menentukan kategori kebutuhan khusus siswa, mulai dari ringan, sedang, hingga berat.
Untuk mendukung optimalisasi layanan pendidikan inklusif, Dinas Pendidikan telah mengalokasikan anggaran khusus yang mencakup pelatihan lanjutan bagi guru dan pendampingan selama enam bulan bagi siswa berkebutuhan khusus dalam kategori sedang hingga berat. Naiboho menegaskan bahwa program ini akan berkelanjutan agar guru dapat mandiri dalam menangani siswa berkebutuhan khusus.
Selain program inklusi, Naiboho juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Kupang terus memberikan perhatian serius terhadap pengembangan sumber daya manusia, termasuk dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan lainnya. Salah satunya adalah perlombaan berhitung cepat yang akan diadakan pada 26 Maret 2025 dengan jumlah peserta yang telah terdaftar sebanyak 472 anak.
"Kami berharap melalui kegiatan ini, pendidikan di Kota Kupang semakin inklusif dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua anak, tanpa memandang kondisi mereka," pungkas Okto Naitboho.
Kepala SMPN 12 Kota Kupang, Elisabeth Pensi, S.Pd, didapuk sebagai perwakilan sekolah dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Guru Sekolah Penyelenggara Kelas Inklusi, mengungkapkan bahwa pengalaman mengikuti bimtek ini sangat istimewa, terutama ketika bertemu langsung dengan anak-anak berkebutuhan khusus.
"Kita bisa melihat langsung bagaimana anak-anak ini memiliki kelebihan di sisi lain, meskipun ada keterbatasan. Ini benar-benar menunjukkan kebesaran Tuhan," ujarnya dengan haru. Ia juga mengaku sempat meneteskan air mata saat menyadari betapa besar perjuangan para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Dalam kesempatan tersebut, Elisabeth menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan dan pemerintah daerah, baik dalam bentuk kebijakan, pendanaan, maupun pendampingan moral. Ia juga berharap adanya kolaborasi yang lebih erat antara sekolah-sekolah penyelenggara kelas inklusi dengan pihak terkait.
"Kami di sekolah tentu memerlukan pendampingan agar bisa memberikan yang terbaik bagi anak-anak ini. Kami berharap ada koordinasi yang lebih intens dengan Dinas Pendidikan, termasuk dalam hal assessment dan program pengembangan anak berkebutuhan khusus," tambahnya.
Sebagai salah satu kepala sekolah yang akan memasuki masa pensiun tahun depan, Elisabeth mengungkapkan bahwa ia tetap bersemangat untuk memastikan pendidikan inklusif dapat berjalan dengan baik di Kota Kupang.
"Mengajar anak-anak berkebutuhan khusus bukan hanya soal metode atau kurikulum, tetapi juga soal hati. Kita ingin mereka merasa nyaman, bahagia, dan bisa berkembang sesuai potensinya," tutupnya.
Bimtek ini diakhiri dengan komitmen bersama dari para peserta dan pemateri untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di Kota Kupang demi masa depan yang lebih baik bagi semua anak, tanpa terkecuali.*(go)