Dulu Bak Hutan Belantara, Kini SD Negeri Nasipanaf Kupang Semakin Hijau Tapi Tantangan Infrastruktur Masih Membayangi


Kota Kupang — Upaya UPTD SD Negeri Nasipanaf Penfui Kota Kupang untuk menjadi sekolah hijau terus berprogres meskipun penuh tantangan. Kepala Sekolah Kristina Pare Kodu, S.Pd, dalam wawancara dengan media ini pada Senin (28/04), menegaskan komitmen sekolahnya mendukung program kurikulum lingkungan yang dicanangkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta program Pemerintah Kota Kupang.

Sejak dipercaya memimpin sekolah ini lebih dari tiga tahun lalu, Kristina menemukan kondisi sekolah yang memprihatinkan. "Saat itu sekolah ini seperti hutan belantara, mulai dari ruang kelas sampai ke belakang sekolah dipenuhi semak-semak. Pasca COVID-19, semuanya terbengkalai," ungkapnya.

Berbekal tekad kuat dan kolaborasi bersama komite serta orang tua murid, perlahan wajah SD Negeri Nasipanaf mulai berubah. Ruang-ruang kelas ditata, halaman depan dibenahi, dan area hijau diperluas. Penanaman pohon pelindung, kelapa merah, pepaya California, dan beragam tanaman lain menghiasi lingkungan sekolah.

Tak hanya itu, Kristina juga membangun Taman Literasi di area belakang sekolah sebagai ruang belajar terbuka bagi siswa. Meski masih dalam tahap pengerjaan, taman ini diharapkan selesai dalam tahun ini dan menjadi ruang kreatif yang nyaman bagi anak-anak. Uniknya, kursi-kursi taman dibuat dari botol bekas Aqua, mengajarkan anak-anak pentingnya daur ulang sejak dini.

Sebagai bagian dari edukasi lingkungan, sekolah juga telah menyediakan tempat sampah terpilah berwarna hijau, merah, dan kuning. Sosialisasi tentang pemilahan sampah telah dilakukan kepada seluruh guru dan siswa, meski saat ini tempat sampah yang tersedia masih kecil dan belum mampu menampung volume sampah yang besar. Kristina menyampaikan bahwa pihak sekolah berupaya menyediakan tempat sampah besar sesuai arahan dari Wali Kota Kupang.

Namun di tengah upaya tersebut, tantangan besar masih membayangi. Area belakang ruang guru masih dipenuhi rumput liar yang tinggi menyerupai hutan kecil, akibat keterbatasan tenaga kebersihan dan intensitas hujan yang tinggi. "Kami berusaha membersihkan perlahan, tapi rumput di belakang ruang guru memang masih sangat tebal," ujar Kristina.

Tak hanya itu, kondisi MCK sekolah juga menjadi sorotan. Banyak bagian fasilitas sanitasi dipenuhi lumut hijau, dindingnya lembab, dan terkesan kurang menjadi perhatian utama. "Memang untuk masalah MCK, kondisi air dan lumut hijau masih jadi masalah. Bangunan toilet dan sebagian gedung sekolah ini sebenarnya sudah sangat lapuk," katanya.

Menurut Kristina, sekitar 65–75 persen bangunan sekolah kini dalam kondisi rusak berat. Banyak atap yang bocor dan kayu-kayu bangunan yang keropos, sehingga sulit dilakukan perbaikan besar tanpa adanya dukungan anggaran besar dari pemerintah. Status tanah sekolah yang belum bersertifikat juga menjadi hambatan utama untuk mendapatkan bantuan pembangunan infrastruktur dari pemerintah.

"Kami hanya bisa mengandalkan dana BOS untuk perbaikan kecil-kecilan. Pagar sekolah yang sebelumnya hanya sebagian kini sudah rapat berkat swadaya bersama orang tua murid," imbuh Kristina.

Saat ini, UPTD SD Negeri Nasipanaf Penfui memiliki 28 guru dan tenaga kependidikan, serta melayani 424 siswa dari berbagai jenjang. Harapannya, berbagai upaya perbaikan ini bisa terus ditingkatkan agar menciptakan lingkungan belajar yang sehat, hijau, bersih, dan nyaman untuk seluruh warga sekolah.

Kristina juga mengapresiasi perhatian Pemerintah Kota Kupang yang melalui Dinas Pendidikan terus mendorong sekolah-sekolah untuk menjalankan prinsip pelayanan publik. Penerapan motto "Memerintah adalah Melayani" dirasakan melalui berbagai program sosialisasi, bimbingan teknis, serta arahan langsung untuk mewujudkan sekolah bersih dan hijau.

"Kami merasakan bahwa melalui program-program seperti pemilahan sampah, penghijauan sekolah, dan dukungan moral, pemerintah sedang berusaha melayani kami. Meskipun kami sadar masih banyak kebutuhan yang belum terpenuhi, kami tetap optimis bahwa semangat melayani ini akan terus berlanjut hingga sekolah kami benar-benar layak dan nyaman untuk anak-anak," tegas Kristina.

Dengan spirit pelayanan tersebut, pihak sekolah berharap perhatian lebih besar terhadap kondisi infrastruktur yang rusak berat, agar misi mencetak generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan peduli lingkungan bisa tercapai di SD Negeri Nasipanaf Penfui. *(go)




Iklan

Iklan