Membentuk Peradaban Lewat Tulisan: Lomba Karya Tulis Ilmiah SD se-Kota Kupang Buka Cakrawala Literasi Sejak Dini

Kupang – "To Govern Is To Serve" atau Memerintah Adalah Melayani, menjadi semangat yang menyelimuti gelaran Lomba Penulisan Karya Tulis Ilmiah Siswa SD/MI Kota Kupang, yang dilaksanakan dari tanggal 23 hingga 25 April 2025 di Hotel By Neo Aston Kupang.

Kegiatan ini menghadirkan Gusty Rikarno, S. Fil, Direktur Rumah Literasi, sebagai Ketua Tim Juri dalam lomba ini, untuk kedua kalinya.  Gusti kepada media Rabu, (23/04), menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Kupang, khususnya Dinas Pendidikan, yang kembali mempercayakan Rumah Literasi sebagai mitra pelaksana dan tim juri dalam lomba ini.

Berbeda dari sekadar lomba menulis biasa, proses kreatif dalam ajang ini dirancang secara langsung dan kontekstual. Para siswa tidak membawa naskah dari rumah atau sekolah, melainkan menulis di tempat, setelah terlebih dahulu disuguhkan sebuah video pemantik imajinasi tentang pengelolaan sampah—tema utama lomba tahun ini.

Menurut Gusty, pendekatan ini menekankan pada kemampuan anak dalam menghadirkan konteks ke dalam teks, menulis berdasarkan pengalaman nyata yang mereka alami atau praktik baik yang mereka lakukan di sekolah. Penilaian tidak hanya berfokus pada isi tulisan, tetapi juga pada kesesuaian tema, logika berpikir, alur STAR (Situasi, Tindakan, dan Refleksi), jumlah kata (min. 500), serta originalitas karya.

“Kami ingin tulisan mereka bisa bicara kepada pembaca. Tulisan yang mengalir, logis, dan sesuai dengan realita yang mereka alami di sekolah,” jelas Gusty. Demi menjaga orisinalitas, setiap tulisan ditulis langsung oleh siswa di lokasi, lalu diketik ulang oleh guru pendamping tanpa revisi.

Gusty menyebut ajang ini sebagai awal peradaban baru, yang menggeser paradigma bahwa tulisan ilmiah hanya milik jenjang pendidikan tinggi. Dengan mendidik anak sejak dini untuk menulis secara reflektif dan kritis, Dinas Pendidikan Kota Kupang telah menanamkan fondasi literasi jangka panjang.

Lomba ini juga menjadi bagian dari momentum penting, karena bersamaan dengan launching Roadmap Penanganan Sampah Kota Kupang oleh Wali Kota. Sinergi ini memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam membentuk generasi yang sadar lingkungan sejak dini.

Gusty berharap, Pemkot Kupang terus mendukung terobosan kreatif seperti ini. Salah satu wujud konkretnya adalah rencana membukukan 50 karya terbaik dari lomba ini, agar menjadi dokumen pembelajaran dan inspirasi bagi generasi mendatang.

“Pak Wali telah menata kota dengan roadmap penanganan sampah, dan melalui lomba ini, kita menata kesadaran anak-anak akan pentingnya hidup bersih dan peduli lingkungan. Sebuah langkah jangka panjang yang luar biasa,” pungkas Gusty.

Rumah Literasi, melalui kerja kolaboratif ini, kembali menegaskan bahwa mendidik adalah tindakan revolusioner, dimulai dari pena kecil di tangan anak-anak yang bermimpi besar untuk kota dan masa depan yang lebin baik. *( go)

Iklan

Iklan